Pada Awal Mula, Segala Sastra adalah Religius
Dalam diskusi ‘Sastra dan Pemberadaban’ yang diselenggarakan oleh Bale Satra Kecapi, Kompas dan Bentara Budaya, Putu Wijaya menyebutkan bahwa pemberadaban sangat potensial dimainkan oleh sastra tetapi juga agama, pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Menurut saya Putu agak kurang tepat menempatkan pendidikan di dalamnya. Bukan karena pendidikan tidak pokok dan penting untuk pemberadaban, tetapi lebih karena pendidikan adalah salah satu proses atau sarana untuk menjadikan ketiganya sastra, agama, ilmu pengetahuan ‘bekerja’ untuk perberadaban.
Demikian ketimbang menempatkan agama atau religi, menurut saya lebih tepat digunakan religiositas. Karena religiositas lebih dalam dan luas dari pada agama, seperti dikatakan oleh Romo Mangun agama lebih menunjukkan kelembagaan kebaktian kepada Tuhan atau kepada “dunia atas” dalam aspeknya tang resmi, yuridis, peraturan-peraturan dan hukum-hukumnya serta keseluruhan organisasi tafsir Alkitab dan sebagainya yang melingkupi segi-segi kemasyarakatan. Sedang religiositas menurutnya lebih melihat aspek yang “didalam lubuk hati”, riak getaran hati nurani pribadi; sikap personal yang sedikit banyak misteri bagi orang lain, karena menapaskan intimitas jiwa.
selanjutnya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Koleksi Galeri Rupa Kerja Pembebasan
E-Book Bumi, Air dan Kekayaan Alam Dikuasi Siapa?
Setengah Abad UUPA 1960: Tahun Emas Perjuangan Rakyat Tani; Laksanakan Pembaruan Agraria Sejati
E-Book : Matahari Baru di Setiap Hari Baru
untuk (mengeja keteladanan) MUNIR, WIJI THUKUL, MARSINAH dan semua sahabat rakyat itu (jadi doa)
E-Book : Aksi Diam Kamisan di Depan Istana Negara
E-Book : Songsong Proklamasi Kebangkitan Rakyat Indonesia
E-Book : Jelang Detik-detik Proklamasi – Ilalang dan Jerami Kering di Pekarangan Istana Buto
E-Book : Everyday is Earth Day! Lawan Keserakahan Untuk Masa Depan Anak-Cucu Kita
E-Book : Rumput-rumput Paku pada Wajah Bapak Ibu Tani
E-Book : Palu Besi atau Paku-paku Besi di Tubuh Kaum Buruh
E-Book : Panen Raya (milik sendiri) di Kampung Adat
E-Book Bumi, Air dan Kekayaan Alam Dikuasi Siapa?
Setengah Abad UUPA 1960: Tahun Emas Perjuangan Rakyat Tani; Laksanakan Pembaruan Agraria Sejati
E-Book : Matahari Baru di Setiap Hari Baru
untuk (mengeja keteladanan) MUNIR, WIJI THUKUL, MARSINAH dan semua sahabat rakyat itu (jadi doa)
E-Book : Aksi Diam Kamisan di Depan Istana Negara
E-Book : Songsong Proklamasi Kebangkitan Rakyat Indonesia
E-Book : Jelang Detik-detik Proklamasi – Ilalang dan Jerami Kering di Pekarangan Istana Buto
E-Book : Everyday is Earth Day! Lawan Keserakahan Untuk Masa Depan Anak-Cucu Kita
E-Book : Rumput-rumput Paku pada Wajah Bapak Ibu Tani
E-Book : Palu Besi atau Paku-paku Besi di Tubuh Kaum Buruh
E-Book : Panen Raya (milik sendiri) di Kampung Adat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar