Cicak-cicak Bersatulah! Perkuat Amunisi Untuk Lawan Godzilla
silah kunjung untuk kompilasi lin-link artikel-opini di media massa nasional dibawah ini
Mega Skandal, Persekongkolan Bedebah dan Gerbang Pemakzulan!!!
Kehilangan Indonesia, Timbul Bencana – Yudi Latif ; Ganyang Mafia? – H Herlambang Perdana ; Polri dan Masalah Kredibilitas – Gambar Wulan; Merindukan Kepahlawanan(?) – Garin Nugroho; Bila Politik Sudah Masuk ke Ranah Hukum – Ikrar Nusa Bhakti ; Saatnya Buaya Telan Reformasi? - Ihsan Ali-Fauzi; Bibit-Vhandra Bergulir Terus - Satjipto Rahardjo DPR Mengoyak Nurani Rakyat - Tamrin Amal Tomagola; Hancurnya Etika Publik - Gadis Arivia; Senja Kala Pemberantasan Korupsi? - Saldi Isra; Anggodo dan Retorika Ganyang Mafia Hukum - Laode Ida; Elegi Pemberantasan Korupsi - Achmad M Akung; TAJUK RENCANA KOMPAS : Bangkitnya Dunia Maya; Kriminalisasi Kewenangan - Bambang Widjojanto; Kriminalisasi, Kontroversi Dasar Pembenarannya - Soetandyo Wignjosoebroto; EDITORIAL MI - Ganyang Mafia Ganyang Kemunafikan; Para Pembangkang Mayantara - Ignatius Haryanto; Mencegah Pelemahan dan Pembubaran KPK - Roby Arya Brata;Pahlawan Hukum - Yonky Karman; Gempa Politik - Jaya Suprana; KOLOM POLITIK-EKONOMI "Tak Gendong ke Mana-mana" - Budiarto Shambazy; Uang dan Kekuasaan - Jakob Sumardjo; EDITORIAL MI - Pentas Wajah tidak Bersalah; Ruang Publik Komunitas Virtual - Gun Gun Heryanto; Menakar People Power - Prof Bachtiar Aly; Reality Show Penegakan Hukum - Adnan Topan Husodo; TAJUK RENCANA Kompas - Nurani Rakyat Via Media/Menindak Mafia Peradilan; EDITORIAL TEMPO - Kerisauan Tim Delapan; EDITORIAL MI - Hati Publik yang Terluka; Selama Korupsi Ada, Jangan Harap Ada Negara - Makmur Keliat; Parlemen "Online" - Jaleswari Pramodhawardani; Eddy OS Hiariej: Babak Baru Polri-Kejaksaan Agung vs KPK; Rekaman Hukum Indonesia- Satjipto Rahardjo; Ironi Kriminal : Emmanuel Subangun; TAJUK RENCANA KOMPAS : Menguji Komitmen Kita; EDITORIAL MI - Mahkamah Konstitusi yang Memukau; Socrates dan Mafioso Hukum - Bernard L Tanya; Tahan! Mana Tahan?- Ikrar Nusa Bhakti; Jejaring Sosial dan Kekuatan Rakyat - Heru Sutadi; Kekeliruan Adab Kita- Radhar Panca Dahana; Karakter ”Buaya “ - Rhenal Kasali; Moralitas dan Keadilan Publik - Benny Susetyo; Parade Kebusukan : Febri Diansyah ; TAJUK RENCANA KOMPAS : Skandal Penegakan Hukum!; Hantu-hantu Kebenaran - Yasraf Amir Piliang; Nurani Lawan Keangkuhan - Ahmad Syafii Maarif ; Jika Buaya Pilek...- Mohamad Sobary; Dependensi Tim Independen - Zainal Arifin Mochtar; EDITORIAL TEMPO- Bersihkan Polisi dan Jaksa; Media di Balik Tabir Asap Kisruh KPK - Arya Gunawan; Kompetisi Pemberantasan Korupsi - Prof Hendrawan Supratikno, PhD; EDITORIAL MI- Tekanan Melalui `Facebook'; Gerbang menuju Pemakzulan? - Saldi Isra; Ihwal Independensi TPF KPK-Polri _Hendardi; Kasus Bank Century, Cicak dan Buaya Dikadali Kancil - ARIEF TURATNO; Sudah Saatnya Polisi Masuk ke Dalam Depdagri - ARIEF TURATNO; Cicak Vs Buaya di Puncak Gunung Es Century - EFFENDI GAZALI Din; Kriminalisasi - Eep Saefulloh Fatah; "Kekerasan" dalam Penegakan Hukum - Bambang Widjojanto; Pengadilan Opini Publik - Susanto Pudjomartono; Nurani Publik Terusik - Sarlito Wirawan Sarwono; ANALISIS POLITIK . Miris - J KRISTIADI; TAJUK RENCANA KOMPAS - Dukungan dari Jagat Maya; Perlunya Penyelesaian secara Independen - Zainal Arifin Mochtar ; Polisi dan Pengekangan Publik Mendapatkan Informasi – Teguh Usis; Lingkaran Kebohongan Para Koruptor - Saratri Wilonoyudho; Citra dan Arogansi Penguasa Serta Penegak Hukum - Bambang Widjojanto; Bukan Kasus Biasa - TJIPTA LESMANA; Menakar Syarat Penahanan - Eddy O S Hiariej ; Bersatu Mengganyang Korupsi - Widodo Dwi Putro; Cicak-cicak Bersatulah! - Teten Masduki
Senin, 09 November 2009
Kumpulan Artikel/Opini Tentang Mafia Peradilan
Cicak-cicak Bersatulah! Perkuat Amunisi Untuk Lawan Godzilla
silah kunjung untuk kompilasi lin-link artikel-opini di media massa nasional dibawah ini
Mega Skandal, Persekongkolan Bedebah dan Gerbang Pemakzulan!!!
Kehilangan Indonesia, Timbul Bencana – Yudi Latif ; Ganyang Mafia? – H Herlambang Perdana ; Polri dan Masalah Kredibilitas – Gambar Wulan; Merindukan Kepahlawanan(?) – Garin Nugroho; Bila Politik Sudah Masuk ke Ranah Hukum – Ikrar Nusa Bhakti ; Saatnya Buaya Telan Reformasi? - Ihsan Ali-Fauzi; Bibit-Vhandra Bergulir Terus - Satjipto Rahardjo DPR Mengoyak Nurani Rakyat - Tamrin Amal Tomagola; Hancurnya Etika Publik - Gadis Arivia; Senja Kala Pemberantasan Korupsi? - Saldi Isra; Anggodo dan Retorika Ganyang Mafia Hukum - Laode Ida; Elegi Pemberantasan Korupsi - Achmad M Akung; TAJUK RENCANA KOMPAS : Bangkitnya Dunia Maya; Kriminalisasi Kewenangan - Bambang Widjojanto; Kriminalisasi, Kontroversi Dasar Pembenarannya - Soetandyo Wignjosoebroto; EDITORIAL MI - Ganyang Mafia Ganyang Kemunafikan; Para Pembangkang Mayantara - Ignatius Haryanto; Mencegah Pelemahan dan Pembubaran KPK - Roby Arya Brata;Pahlawan Hukum - Yonky Karman; Gempa Politik - Jaya Suprana; KOLOM POLITIK-EKONOMI "Tak Gendong ke Mana-mana" - Budiarto Shambazy; Uang dan Kekuasaan - Jakob Sumardjo; EDITORIAL MI - Pentas Wajah tidak Bersalah; Ruang Publik Komunitas Virtual - Gun Gun Heryanto; Menakar People Power - Prof Bachtiar Aly; Reality Show Penegakan Hukum - Adnan Topan Husodo; TAJUK RENCANA Kompas - Nurani Rakyat Via Media/Menindak Mafia Peradilan; EDITORIAL TEMPO - Kerisauan Tim Delapan; EDITORIAL MI - Hati Publik yang Terluka; Selama Korupsi Ada, Jangan Harap Ada Negara - Makmur Keliat; Parlemen "Online" - Jaleswari Pramodhawardani; Eddy OS Hiariej: Babak Baru Polri-Kejaksaan Agung vs KPK; Rekaman Hukum Indonesia- Satjipto Rahardjo; Ironi Kriminal : Emmanuel Subangun; TAJUK RENCANA KOMPAS : Menguji Komitmen Kita; EDITORIAL MI - Mahkamah Konstitusi yang Memukau; Socrates dan Mafioso Hukum - Bernard L Tanya; Tahan! Mana Tahan?- Ikrar Nusa Bhakti; Jejaring Sosial dan Kekuatan Rakyat - Heru Sutadi; Kekeliruan Adab Kita- Radhar Panca Dahana; Karakter ”Buaya “ - Rhenal Kasali; Moralitas dan Keadilan Publik - Benny Susetyo; Parade Kebusukan : Febri Diansyah ; TAJUK RENCANA KOMPAS : Skandal Penegakan Hukum!; Hantu-hantu Kebenaran - Yasraf Amir Piliang; Nurani Lawan Keangkuhan - Ahmad Syafii Maarif ; Jika Buaya Pilek...- Mohamad Sobary; Dependensi Tim Independen - Zainal Arifin Mochtar; EDITORIAL TEMPO- Bersihkan Polisi dan Jaksa; Media di Balik Tabir Asap Kisruh KPK - Arya Gunawan; Kompetisi Pemberantasan Korupsi - Prof Hendrawan Supratikno, PhD; EDITORIAL MI- Tekanan Melalui `Facebook'; Gerbang menuju Pemakzulan? - Saldi Isra; Ihwal Independensi TPF KPK-Polri _Hendardi; Kasus Bank Century, Cicak dan Buaya Dikadali Kancil - ARIEF TURATNO; Sudah Saatnya Polisi Masuk ke Dalam Depdagri - ARIEF TURATNO; Cicak Vs Buaya di Puncak Gunung Es Century - EFFENDI GAZALI Din; Kriminalisasi - Eep Saefulloh Fatah; "Kekerasan" dalam Penegakan Hukum - Bambang Widjojanto; Pengadilan Opini Publik - Susanto Pudjomartono; Nurani Publik Terusik - Sarlito Wirawan Sarwono; ANALISIS POLITIK . Miris - J KRISTIADI; TAJUK RENCANA KOMPAS - Dukungan dari Jagat Maya; Perlunya Penyelesaian secara Independen - Zainal Arifin Mochtar ; Polisi dan Pengekangan Publik Mendapatkan Informasi – Teguh Usis; Lingkaran Kebohongan Para Koruptor - Saratri Wilonoyudho; Citra dan Arogansi Penguasa Serta Penegak Hukum - Bambang Widjojanto; Bukan Kasus Biasa - TJIPTA LESMANA; Menakar Syarat Penahanan - Eddy O S Hiariej ; Bersatu Mengganyang Korupsi - Widodo Dwi Putro; Cicak-cicak Bersatulah! - Teten Masduki
silah kunjung untuk kompilasi lin-link artikel-opini di media massa nasional dibawah ini
Mega Skandal, Persekongkolan Bedebah dan Gerbang Pemakzulan!!!
Kehilangan Indonesia, Timbul Bencana – Yudi Latif ; Ganyang Mafia? – H Herlambang Perdana ; Polri dan Masalah Kredibilitas – Gambar Wulan; Merindukan Kepahlawanan(?) – Garin Nugroho; Bila Politik Sudah Masuk ke Ranah Hukum – Ikrar Nusa Bhakti ; Saatnya Buaya Telan Reformasi? - Ihsan Ali-Fauzi; Bibit-Vhandra Bergulir Terus - Satjipto Rahardjo DPR Mengoyak Nurani Rakyat - Tamrin Amal Tomagola; Hancurnya Etika Publik - Gadis Arivia; Senja Kala Pemberantasan Korupsi? - Saldi Isra; Anggodo dan Retorika Ganyang Mafia Hukum - Laode Ida; Elegi Pemberantasan Korupsi - Achmad M Akung; TAJUK RENCANA KOMPAS : Bangkitnya Dunia Maya; Kriminalisasi Kewenangan - Bambang Widjojanto; Kriminalisasi, Kontroversi Dasar Pembenarannya - Soetandyo Wignjosoebroto; EDITORIAL MI - Ganyang Mafia Ganyang Kemunafikan; Para Pembangkang Mayantara - Ignatius Haryanto; Mencegah Pelemahan dan Pembubaran KPK - Roby Arya Brata;Pahlawan Hukum - Yonky Karman; Gempa Politik - Jaya Suprana; KOLOM POLITIK-EKONOMI "Tak Gendong ke Mana-mana" - Budiarto Shambazy; Uang dan Kekuasaan - Jakob Sumardjo; EDITORIAL MI - Pentas Wajah tidak Bersalah; Ruang Publik Komunitas Virtual - Gun Gun Heryanto; Menakar People Power - Prof Bachtiar Aly; Reality Show Penegakan Hukum - Adnan Topan Husodo; TAJUK RENCANA Kompas - Nurani Rakyat Via Media/Menindak Mafia Peradilan; EDITORIAL TEMPO - Kerisauan Tim Delapan; EDITORIAL MI - Hati Publik yang Terluka; Selama Korupsi Ada, Jangan Harap Ada Negara - Makmur Keliat; Parlemen "Online" - Jaleswari Pramodhawardani; Eddy OS Hiariej: Babak Baru Polri-Kejaksaan Agung vs KPK; Rekaman Hukum Indonesia- Satjipto Rahardjo; Ironi Kriminal : Emmanuel Subangun; TAJUK RENCANA KOMPAS : Menguji Komitmen Kita; EDITORIAL MI - Mahkamah Konstitusi yang Memukau; Socrates dan Mafioso Hukum - Bernard L Tanya; Tahan! Mana Tahan?- Ikrar Nusa Bhakti; Jejaring Sosial dan Kekuatan Rakyat - Heru Sutadi; Kekeliruan Adab Kita- Radhar Panca Dahana; Karakter ”Buaya “ - Rhenal Kasali; Moralitas dan Keadilan Publik - Benny Susetyo; Parade Kebusukan : Febri Diansyah ; TAJUK RENCANA KOMPAS : Skandal Penegakan Hukum!; Hantu-hantu Kebenaran - Yasraf Amir Piliang; Nurani Lawan Keangkuhan - Ahmad Syafii Maarif ; Jika Buaya Pilek...- Mohamad Sobary; Dependensi Tim Independen - Zainal Arifin Mochtar; EDITORIAL TEMPO- Bersihkan Polisi dan Jaksa; Media di Balik Tabir Asap Kisruh KPK - Arya Gunawan; Kompetisi Pemberantasan Korupsi - Prof Hendrawan Supratikno, PhD; EDITORIAL MI- Tekanan Melalui `Facebook'; Gerbang menuju Pemakzulan? - Saldi Isra; Ihwal Independensi TPF KPK-Polri _Hendardi; Kasus Bank Century, Cicak dan Buaya Dikadali Kancil - ARIEF TURATNO; Sudah Saatnya Polisi Masuk ke Dalam Depdagri - ARIEF TURATNO; Cicak Vs Buaya di Puncak Gunung Es Century - EFFENDI GAZALI Din; Kriminalisasi - Eep Saefulloh Fatah; "Kekerasan" dalam Penegakan Hukum - Bambang Widjojanto; Pengadilan Opini Publik - Susanto Pudjomartono; Nurani Publik Terusik - Sarlito Wirawan Sarwono; ANALISIS POLITIK . Miris - J KRISTIADI; TAJUK RENCANA KOMPAS - Dukungan dari Jagat Maya; Perlunya Penyelesaian secara Independen - Zainal Arifin Mochtar ; Polisi dan Pengekangan Publik Mendapatkan Informasi – Teguh Usis; Lingkaran Kebohongan Para Koruptor - Saratri Wilonoyudho; Citra dan Arogansi Penguasa Serta Penegak Hukum - Bambang Widjojanto; Bukan Kasus Biasa - TJIPTA LESMANA; Menakar Syarat Penahanan - Eddy O S Hiariej ; Bersatu Mengganyang Korupsi - Widodo Dwi Putro; Cicak-cicak Bersatulah! - Teten Masduki
Label:
Bantuan Hukum,
korupsi,
mafia peradilan
Senin, 02 November 2009
Gerakan Anti Korupsi : Reformasi atau Transformasi?
Cicak-cicak Bersatulah dan/atau Tikus-tikus Bersatulah
Reformasi atau Transformasi?
SBY Kecewa National Summit ‘Dikalahkan” KPK, begitu judul berita di VIVAnews. Saya Juga Kecewa Pak SBY (dengan alasan berbeda) karena National Summit adalah ajang legitimasi politik rencana membuka pintu penghisapan sistematik paling kolosal sejak Republik didirikan. Ini SKANDAL TERBESAR TAHUN INI!
Dalam salah satu orasi oleh wakil organisasi pendukung aksi mendukung KPK kemarin (2 Nopember 2009) di Depan Istana, diteriakkan bahwa korupsilah yang menyebabkan rakyat miskin.
Tidak ada keberatan tapi jangan dilupakan bahwa sumber utama kemiskinan rakyat adalah penghisapan dan penjajahan sistimatis oleh kuasa modal atas negeri yang kaya-raya ini. Tikus Mati di Lumbung Padi!. Inilah persoalan terbesar di negeri ini.
Pemberantasan Korupsi Harus Didukung, Penghisapan dan Penjajahan Baru (serta Antek-anteknya) Harus Dilawan. Mas Teten Masduki menulis “Cicak-cicak Bersatulah”, saya menulis “Tikus-Tikus Bersatulah”.
Bila dukungan terhadap Bibit dan Chandra, KPK, Gerakan Lawan Korupsi di facebook (sebagai salah satu contoh perlawanan) dengan cepat membesar dan beranak pinak, kenapa soal perlawanan atas penghisapan dan penjajahan negeri dari ujung mouse tidak kunjung menjadi masif dan beranak pinak?
Adakah ini soal jarak dan senjang antara gerakan reformis dan gerakan radikal/revolusioner/transformatif? Gerakan perubahan sosial tanpa perombakan struktur dan sistim sosial, dengan gerakan perubahan sosial dengan perombakan struktur dan sistim sosial? Lepas dari itu bagi saya gerakan melawan buaya dan godzilla ini adalah momentum untuk sampai kepada kesadaran gerakan yang trasformatif atau revolusioner. Atau gerakan tetap berhenti pada wataknya yang reformis.
Skandal National Summit Dan Rakyat Yang Selalu Terjepit
Obral Paling Kolosal Sejak Republik Berdiri
Siaran Pers Bersama, 30 Oktober 2009
WALHI, KIARA, JATAM, ICEL, KAU, Institute Hijau Indonesia, Reform Institute, LIMA
(tertanda : Hendri Saparini, Teguh Surya, Riza Damanik, Siti Maimunah, Chalid Muhammad, Yudi Latif, Ray Rangkuti, Dani Setiawan, Rino Subagio)
National Summit, yang diselenggarakan sebagai ajang bagi Kabinet Indonesia Bersatu Jilid Dua mendengarkan keluh-kesah para kuasa modal domestik dan asing, sungguh merupakan skandal terbesar tahun ini. Summit yang berlangsung pada 29-31 Oktober 2009, telah menempatkan ihwal keselamatan Rakyat diposisi terendah dibanding hasrat untuk melayani kepentingan modal oleh rezim SBY-Boediono. Bahkan secara nyata National Summit menjadi ajang pemberian dukungan politik dan hukum secara penuh dari kekuasaan terhadap sebuah rencana sistematik paling kolosal sejak Republik Indonesia didirikan untuk membuka seluas-luasnya pasar obral tanah, kekayaan alam dan buruh.
Lebih dari empat dekade rejim pengerukan dan pengurasan bahan tambang, minyak dan gas, hutan dan perkebunan, kelautan dan perikanan, secara blak-blakan mamamerkan tanpa rasa malu ketergantungan Indonesia pada kekuatan ekonomi negara asing, lembaga-lembaga keuangan internasional, serta kekuatan korporasi multinasional dan transnasional. Tanah tergerus, kekayaan alam menyusut, pemiskinan terus berlanjut, dampak bencana semakin menghebat dan Indonesia pun menjadi salahsatu negara penghutang terbesar di dunia.
Selengkapnya
Reformasi atau Transformasi?
SBY Kecewa National Summit ‘Dikalahkan” KPK, begitu judul berita di VIVAnews. Saya Juga Kecewa Pak SBY (dengan alasan berbeda) karena National Summit adalah ajang legitimasi politik rencana membuka pintu penghisapan sistematik paling kolosal sejak Republik didirikan. Ini SKANDAL TERBESAR TAHUN INI!
Dalam salah satu orasi oleh wakil organisasi pendukung aksi mendukung KPK kemarin (2 Nopember 2009) di Depan Istana, diteriakkan bahwa korupsilah yang menyebabkan rakyat miskin.
Tidak ada keberatan tapi jangan dilupakan bahwa sumber utama kemiskinan rakyat adalah penghisapan dan penjajahan sistimatis oleh kuasa modal atas negeri yang kaya-raya ini. Tikus Mati di Lumbung Padi!. Inilah persoalan terbesar di negeri ini.
Pemberantasan Korupsi Harus Didukung, Penghisapan dan Penjajahan Baru (serta Antek-anteknya) Harus Dilawan. Mas Teten Masduki menulis “Cicak-cicak Bersatulah”, saya menulis “Tikus-Tikus Bersatulah”.
Bila dukungan terhadap Bibit dan Chandra, KPK, Gerakan Lawan Korupsi di facebook (sebagai salah satu contoh perlawanan) dengan cepat membesar dan beranak pinak, kenapa soal perlawanan atas penghisapan dan penjajahan negeri dari ujung mouse tidak kunjung menjadi masif dan beranak pinak?
Adakah ini soal jarak dan senjang antara gerakan reformis dan gerakan radikal/revolusioner/transformatif? Gerakan perubahan sosial tanpa perombakan struktur dan sistim sosial, dengan gerakan perubahan sosial dengan perombakan struktur dan sistim sosial? Lepas dari itu bagi saya gerakan melawan buaya dan godzilla ini adalah momentum untuk sampai kepada kesadaran gerakan yang trasformatif atau revolusioner. Atau gerakan tetap berhenti pada wataknya yang reformis.
Skandal National Summit Dan Rakyat Yang Selalu Terjepit
Obral Paling Kolosal Sejak Republik Berdiri
Siaran Pers Bersama, 30 Oktober 2009
WALHI, KIARA, JATAM, ICEL, KAU, Institute Hijau Indonesia, Reform Institute, LIMA
(tertanda : Hendri Saparini, Teguh Surya, Riza Damanik, Siti Maimunah, Chalid Muhammad, Yudi Latif, Ray Rangkuti, Dani Setiawan, Rino Subagio)
National Summit, yang diselenggarakan sebagai ajang bagi Kabinet Indonesia Bersatu Jilid Dua mendengarkan keluh-kesah para kuasa modal domestik dan asing, sungguh merupakan skandal terbesar tahun ini. Summit yang berlangsung pada 29-31 Oktober 2009, telah menempatkan ihwal keselamatan Rakyat diposisi terendah dibanding hasrat untuk melayani kepentingan modal oleh rezim SBY-Boediono. Bahkan secara nyata National Summit menjadi ajang pemberian dukungan politik dan hukum secara penuh dari kekuasaan terhadap sebuah rencana sistematik paling kolosal sejak Republik Indonesia didirikan untuk membuka seluas-luasnya pasar obral tanah, kekayaan alam dan buruh.
Lebih dari empat dekade rejim pengerukan dan pengurasan bahan tambang, minyak dan gas, hutan dan perkebunan, kelautan dan perikanan, secara blak-blakan mamamerkan tanpa rasa malu ketergantungan Indonesia pada kekuatan ekonomi negara asing, lembaga-lembaga keuangan internasional, serta kekuatan korporasi multinasional dan transnasional. Tanah tergerus, kekayaan alam menyusut, pemiskinan terus berlanjut, dampak bencana semakin menghebat dan Indonesia pun menjadi salahsatu negara penghutang terbesar di dunia.
Selengkapnya
Label:
korupsi,
reformasi,
Transformasi Sosial
Langganan:
Postingan (Atom)
Koleksi Galeri Rupa Kerja Pembebasan
E-Book Bumi, Air dan Kekayaan Alam Dikuasi Siapa?
Setengah Abad UUPA 1960: Tahun Emas Perjuangan Rakyat Tani; Laksanakan Pembaruan Agraria Sejati
E-Book : Matahari Baru di Setiap Hari Baru
untuk (mengeja keteladanan) MUNIR, WIJI THUKUL, MARSINAH dan semua sahabat rakyat itu (jadi doa)
E-Book : Aksi Diam Kamisan di Depan Istana Negara
E-Book : Songsong Proklamasi Kebangkitan Rakyat Indonesia
E-Book : Jelang Detik-detik Proklamasi – Ilalang dan Jerami Kering di Pekarangan Istana Buto
E-Book : Everyday is Earth Day! Lawan Keserakahan Untuk Masa Depan Anak-Cucu Kita
E-Book : Rumput-rumput Paku pada Wajah Bapak Ibu Tani
E-Book : Palu Besi atau Paku-paku Besi di Tubuh Kaum Buruh
E-Book : Panen Raya (milik sendiri) di Kampung Adat
E-Book Bumi, Air dan Kekayaan Alam Dikuasi Siapa?
Setengah Abad UUPA 1960: Tahun Emas Perjuangan Rakyat Tani; Laksanakan Pembaruan Agraria Sejati
E-Book : Matahari Baru di Setiap Hari Baru
untuk (mengeja keteladanan) MUNIR, WIJI THUKUL, MARSINAH dan semua sahabat rakyat itu (jadi doa)
E-Book : Aksi Diam Kamisan di Depan Istana Negara
E-Book : Songsong Proklamasi Kebangkitan Rakyat Indonesia
E-Book : Jelang Detik-detik Proklamasi – Ilalang dan Jerami Kering di Pekarangan Istana Buto
E-Book : Everyday is Earth Day! Lawan Keserakahan Untuk Masa Depan Anak-Cucu Kita
E-Book : Rumput-rumput Paku pada Wajah Bapak Ibu Tani
E-Book : Palu Besi atau Paku-paku Besi di Tubuh Kaum Buruh
E-Book : Panen Raya (milik sendiri) di Kampung Adat