RECLAIM the CITY

RECLAIM the CITY
20 DETIK SAJA SOBAT! Mohon dukungan waktu anda untuk mengunjungi page ini & menjempolinya. Dengan demikian anda tlh turut menyebarkan kampanye 1000 karya rupa selama setahun u. memajukan demokrasi, HAM, keadilan melalui page ini. Anda pun dpt men-tag, men-share, merekomendasikan page ini kepada kawan anda. salam pembebasan silah klik Galeri Rupa Lentera di Atas Bukit (kerja.pembebasan)

Sabtu, 31 Oktober 2009

Kesepian, Internet dan Masturbasi Teknologi

Don Bosco, Tisna Sanjaya dan Umberto Eco : Kembali ke Komunitas Tatap Muka

“Kesepian adalah masalah besar.....”.

“..... anda bisa menyebutkan banyak orang lain yang hidup dalam isolasi, dengan berbagai bentuk penyakit kejiwaan. Salah satu masalah besar dewasa ini adalah menurunnya, atau malah tidak adanya, komunitas-komunitas tatap-muka”

“Yang saya kira buruk sekarang ini-baik di dunia Katolik maupun di dunia bekas Komunis atau Progresif adalah tidak adanya seorang don Bosco baru. Tak ada San Giovanni Bosco baru di abad ini yang mampu membuka kemungkinan-kemungkinan baru bagi terciptanya komunitas.”

Lantas bagaimana dengan internet dengan komunitas mayanya.......

”Bisakah komunitas maya baru seperti yang kita punya di internet melakukan hal yang sama? Tentu saja! Ia memberikan kesempatan kepada orang yang tinggal di Barat untuk berhubungan dengan orang lain, dengan tetap berada di tempat tinggalnya. Apakah ini adalah pengganti hubungan tatap muka dan komunitas? Tidak! Jadi fungsi sosial yang nyata dari, katakanlah, Internet, harus menjadi titik awal dalam menciptakan hubungan, dan kemudian menciptakan...”

“Ya, komunitas-komunitas lokal. Manakala Internet melalui komunitas-komunitas maya-benar-benar bisa menjadi jalan untuk mewujudkan komunitas-komunitas tatap-muka, barulah ia akan menjadi alat perubahan sosial yang penting”.

Tanpa itu internet hanya menghadirkan kesesatan.......

”hanya akan menjadi hiburan bagi orang-orang kesepian, ia akan menjadi bentuk baru masturbasi teknologis.......”

selengkapnya

Bubarkan KPK Bentuk Komisi Pencegahan Korupsi Saja (KPKS)Ya Pak SBY?

VIVAnews menurunkan berita ”SBY : Berantas Korupsi Jangan Jebak Orang” dengan subjudul "Negara rugi. Belum tentu yang dikorupsi bisa kembali," kata SBY pada tanggal 29 Oktober kemarin. Seperti dikutip VIVAnews SBY mengatakan pula” "(Jalan) masih panjang. Tapi tidakkah makin efektif. Dan bagi saya adalah mencegah korupsi. Jangan menjebak seseorang,". VIVAnews juga menuliskan ”Cara pemberantasan korupsi dengan penjebakan, kata SBY, merupakan upaya yang kurang untuk mencegah terjadinya korupsi”. Pertanyaan semacam ini sebenarnya bukanlah yang pertama kali, tapi sudah yang kesekian kalinya.

Saya spontan bertanya apakah pernyataan SBY bisa dikategorikan sebagai tindakan pelemahan atau pembusukan KPK? Saya juga bertanya-tanya dengan gelisah, apakah ini juga bisa dikatakan sebagai indikasi bahwa SBY punya kepentingan melindungi para koruptor (impunitas)?

Kedua, saya penasaran untuk mencermati kembali UU No. 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi terutama pada bab yang mengatur tugas,wewenang kewajiban. Di pasal 6 disebutkan bahwa :

Komisi Pemberantasan Korupsi mempunyai tugas:
a. koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi;
b. supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi;
c. melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi;
d. melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi; dan
e. melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

Apakah yang dimaksudkan SBY dengan ’menjebak’ ini masuk wilayah tugas KPK di pasal 6 ayat c yakni soal tugas untuk melakukan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi? Memang disisi lain tindakan pencegahan seperti yang disebutkan oleh SBY merupakan salah satu tugas lain yang dimiliki oleh KPK. Masalahnya KPK tidak punya wewenang masuk ke dalam instansi-instansi itu untuk melakukan pengawasan melekat (pencegahan) dan membina pegawai atau karyawan agar tidak melakukan korupsi.

Lepas dari itu UU No. 30 2002 tegas-tegas menyatakan bahwa ini adalah Undang-undang tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi bukan Komisi Pencegahan Tindak Pidana Korupsi (Saja)

Pertanyaannya kemudian, tidakkah menumpas para koruptor dan memberikan sanksi hukum yang berat kepada pelaku tindak pidana korupsi juga merupakan cara yang efektif untuk pencegahan korupsi? Disatu sisi untuk memberikan efek jera kepada para koruptor, menghentikan korupsi yang sedang berlangsung atau mencegah berulangnya tindakan korupsi oleh para koruptor yang kebetulan belum terjangkau jerat hukum (pemidanaan), sekaligus membuat takut para calon koruptor?



Petikan-petikan pernyataan Teten Masduki dan Todung Mulya Lubis.

Teten mengatakan usai pertemuan Presiden dengan sejumlah pimpinan lembaga negara yang terkait penegakan hukum di Istana Negara (13/7), sebenarnya masyarakat berharap Presiden bisa memperkuat fungsi dan peran KPK untuk memproses kasus korupsi yang terjadi di institusi mana pun.

Namun, katanya, kesan yang muncul ke publik justru sebaliknya. Penggunaan frase seperti KPK jangan jebak koruptor, sebaiknya prioritaskan pada pencegahan korupsi, dan jangan sampai ada rivalitas antarpenegak hukum menimbulkan kekhawatiran baru.

Menurut dia, Cicak meminta KPK tetap kuat melakukan pemberantasan korupsi di Indonesia dengan memprioritaskan strategi penindakan, mengharap KPK juga memprioritaskan membongkar kasus korupsi di lembaga penegak hukum.

(penyataan perwakilan cicak Teten Masduki, dipetik dari berita Fungsi KPK Berantas Korupsi Harus Dipertahankan di Media Indonesia.com 15 Juli 2009)


Ketika diminta tanggapan atas pernyataan SBY yang lebih mengutamakan pencegahan daripada penindakan dalam mengatasi korupsi, Todung mengatakan bahwa pencegahan itu penting. "Pencegahan berjalan pararel bersama-sama dengan penindakan. Tidak mungkin pencegahan efektif tanpa penindakan dan juga sebaliknya," lontarnya.

(pernyataan Todung Mulya Lubis, dipetik dari berita Kompas ” Jangan Ada Tindakan Mengerdilkan KPK” 15 Juli 2009)






Pojok Usil

Apa ya motif kedua media di bawah ini dibalik pendeskripsian ”SBY besan Aulia Pohan terpidana kasus korupsi”?

”Besan Aulia Pohan --terpidana kasus korupsi oleh KPK-- itu mengingatkan agar upaya pemberantasan korupsi di tanah air benar-benar diutamakan pencegahannya. "Upaya mencegah, pemberantasan korupsi ke depan harus lebih diutamakan pencegahan korupsi. Daripada menjebak orang berbuat korupsi, negara rugi, orang terpenjara," tegasnya.”

Berita dari portal JPNN


"(Jalan) masih panjang. Tapi tidakkah makin efektif. Dan bagi saya adalah mencegah korupsi. Jangan menjebak seseorang," ujar Presiden SBY yang juga besan dari Aulia Pohan yang terjerat kasus korupsi oleh KPK.

Berita dari portal VIVAnews

simak juga link-link kabar hangat ini
”Berantas Korupsi atau KPK?” Menggugat Komitmen Presiden Soal Pemberantasan Korupsi !

Kritik Pedas Anggota Dewan Pertimbangan Presiden : National Summit Cuma Asap

Boediono, Sri Mulyani, Mari Elka Pangestu : Trio Ekonom Selera Amerika di Kabinet Indonesia Bersatu


Kajian Pidato Presiden : Kekuasaan Minus Nilai-nilai Kebangsaan?

Senin, 19 Oktober 2009

SOS Perubahan Iklim : Menagih Janji-janji dan Komitmen Presiden Yudhoyono

Mendesak 10 Langkah Darurat Untuk Reduksi Emisi Dalam Program Kerja 100 Hari SBY-Boediono

......komitmen menurunkan emisi di dalam negeri menjadi sangat penting. Tak kalah penting dari upaya terus menuntut negara-negara Annex 1 dalam Protokol Kyoto menurunkan emisi mereka secara signifikan. Indonesia perlu menyerukan upaya reformasi struktur perekonomian dunia yang sejak lama menempatkan negara-negara Selatan sebagai penyedia bahan mentah belaka dan bahkan pada perkembangan selanjutnya menjadi penyedia jasa pembersihan residu kemajuan negara-negara Annex 1. Oleh karenanya, penting dicatat bahwa penurunan emisi tidak boleh menjadi sarana offset emisi.

Surat Terbuka Organisasi Masyarakat Sipil Indonesia Menyikapi Komitmen Indonesia Dalam Mereduksi Emisi Nasional


Kepada Yth,
Bapak DR. H. Bambang Susilo Yudhoyono
Presiden Republik Indonesia
Sekretariat Negara R.I
Jl. Veteran No. 17-18 Jakarta 10110

Dengan Hormat,

Kami yang bertandatangan di bawah ini menyambut baik langkah kepemimpinan Bapak dalam upaya menghadapi perubahan iklim seperti yang disampaikan dalam pidato kenegaraan Bapak di forum G20 di Pittsburgh pada bulan September 2009. Kami mencatat Bapak menyatakan dengan tegas “We are devising an energy mix policy including LULUCF (Land Use, Land Use Change and Forestry) that will reduce our emission by 26 percent by 2020 from BAU (Business As Usual). With international support, we are confident that we can reduce emissions by as much as 41 percent. This target is entirely achievable because most of our emissions come from forest-related issues, such as forest fires and deforestation.”


selengkapnya

Jumat, 02 Oktober 2009

Buku Online Menuju Masyarakat Tanggap Bencana

Urgensi Hidup di Wilayah Cincin Api

Tanpa melupakan prioritas bagi penanganan/tanggap darurat atas rangkaian bencana yang terjadi di Sumbar, Jambi dan Bengkulu atau tahap rehabilitasi di wilayah bencana lainnya, kita perlu pula mendorong secepatnya tumbuhnya atau revitalisasi masyarakat sadar bencana dan tanggap bencana. Semoga bacaan ini berguna

Mohon kesediaannya untuk menyebarluaskannya

selengkapnya

Kamis, 01 Oktober 2009

merayakan keberagaman ! proyek karya rupa legenda warna.

lentera di atas bukit legend of color project (by andreas iswinarto)

Jumlah nada musik tidak lebih dari lima, tetapi perubahan dari kelima nada itu tak pernah terbatas ketika didengarkan. Jumlah warna utama tidak lebih dari lima, tetapi perubahan-perubahan dari kelima warna itu tak pernah terbatas ketika dipandangi. Jumlah rasa utama tidak lebih dari lima, perubahan-perubahan dari kelima rasa itu tak pernah terbatas ketika dikecap.

(Maestro Pedang dan Kuas Musashi)



selengkapnya

Kota-kota Imajiner, Kota-kota Surealis, Kota-kota Magis

Novel “Invisible City” (edisi Indonesianya Kota-kota Imajiner) bagi saya dapat menghantar masuk ke dalam jiwa sebuah kota, memahami roh kota. Kota sebagai fenomena fisik, psikis sekaligus sosial.. Sementara Sunday Times menyebutkan karya ini sebagai “sebuah meditasi yang indah dan subtil”.

Saya mengajak anda untuk menikmati sejumput suasana meditatif ini dari petikan-petikan karya ini sekaligus dari seri karya fotografi Paula C "Magic Fly Paula's Photostream Invisible Cities" yang sengaja didedikasikan kepada Italo Calvino

selengkapnya

Arsitek Muda Indonesia dan Imajinasi Tentang Kota

Saya terkesan menyaksikan pameran yang digelar oleh Arsitek Muda Indonesia di Gallery Salihara (9-19 September 2009). Menurut saya ini adalah perayaan yang riuh yang dimulai dari kepedulian dan keprihatinan atas kegentingan persoalan-persoalan di kota baik sosial maupun ekologinya, utamanya juga pada nasib orang-orang biasa, orang-orang miskin diperkotaan, hingga keinginan untuk melakukan perubahan atau intepretasi ulang atas konsep-konsep yang usang, dan keberanian untuk mengolah mimpi dan imajinasi yang kaya. Kemudian bagi saya pameran ini kemudian bukan sekedar pekerjaan teknis tukang insinyur, tapi ini sekaligus kerja kebudayaan dan instalasi seni yang menarik

selengkapnya

Menjumpai Karya Rupa Fotografi Ivana Stojakovic “Scenting”

Sekilas pandang melalui karya Ivana “Funfair” ini saya hendak ingkar dan ngotot bahwa ini adalah keriuhan, kemeriahan komedi putar kampung, yang acap kali berkelana dari satu daerah ke daerah lain, sepanjang tersedia tanah lapang luas, atau tanah kosong dimana pengelana bisnis hiburan rakyat ini kemudian menegakkan tiang-tiang dan menancapkan pasak di kedalaman tanah.

Karena setepatnya ini mestinya mengingatkan pada Dunia Fantasi di Taman Impian Jaya Ancol, bahkan Disneyland.

Yang paling mencemaskan adalah bila kita cermati lebih teliti karya-karya ini ternyata absen menghadirkan manusia dan semata kemeriahan dunia benda-benda. Saya kemudian menemukan rasa asing, sepi, aneh dan pada akhirnya rasa ngeri.

selengkapnya

Instalasi Seni Rupa Perkakas Dapur Teguh Ostenrik. Dapur Siapa?

Bagaimana memaknai instalasi seni 500 wajan putih mengkilap sebagai interior pada etalase mal dan disisi lain 500 wajan kusam, gosong dan penyok-penyok di instalasi perlawanan kaum miskin kota?!!!!!!

Sepanjang 1 bulan penuh sekitar 500 wajan bergelantungan pada tali-tali senar dari atap gedung lobi atrium Pacific Place, Jakarta yang berlantai tujuh nan mewah dan megah itu Maka melayang-layanglah wajan-wajan itu yang sebagian sudah tidak utuh lagi entah itu dibelah, dilubangin, dipotong-potong dan apa pun yang dinginkan perupanya, Teguh Ostenrik. Karya ini adalah satu dari puluhan karya rupa dalam pameran ”A Mace” yang berbanjar di lantai 1 hingga 4. Ini adalah bagian dari pameran ”Bazaar Art Jakarta 2009 – Indonesia Art Festival.

selengkapnya

Seri Kuliah Umum Filsafat dan Kota

Rangkaian Kuliah Umum "Philosophy in the City" kerjasama Goethe-Institut Jakarta dan STF Driyarkara Jakarta,

Kota dan Alam – Karlina Supelli

Kota dan Budaya : Ruang Publik, Titik Temunya? – Muji Sutrisno