RECLAIM the CITY

RECLAIM the CITY
20 DETIK SAJA SOBAT! Mohon dukungan waktu anda untuk mengunjungi page ini & menjempolinya. Dengan demikian anda tlh turut menyebarkan kampanye 1000 karya rupa selama setahun u. memajukan demokrasi, HAM, keadilan melalui page ini. Anda pun dpt men-tag, men-share, merekomendasikan page ini kepada kawan anda. salam pembebasan silah klik Galeri Rupa Lentera di Atas Bukit (kerja.pembebasan)

Kamis, 30 April 2009

May Day dan ADB

Resesi ekonomi global 2009, secara esensi, adalah akumulasi pelanggaran hak asasi yang diderita rakyat, khususnya kaum pekerja di seluruh dunia dalam beberapa decade terakhir. Buruh di Asia, sebagai bagian terbesar kekuatan buruh global, menjadi pihak yang paling menderita akibat resesi global.

“Buruh dan rakyat tertindas di seluruh dunia harus mempertahankan hak-haknya dan mempromosikan solusi pro-rakyat sejati untuk merespon resesi dan penindasan global,” tegas Rudi HB Daman, Ketua Umum Gabungan Serikat Buruh Independen dan Koordinator Front Perjuangan Rakyat, sebuah koalisi organisasi rakyat dan NGO yang memandu perayaan mayday di Indonesia.

Ofensif kapitalis monopoli telah menyerang buruh dari semua sector industry di Asia. “Pada saat ini, jutaan buruh dari berbagai sector di Asia telah mengalami PHK, ratusan ribu buruh migrant dari seluruh Asia juga telah mengalami deportasi ke Negara asalnya masing-masing,” jelas Rudi.

Kapitalis-monopoli juga menggunakan krisis saat ini untuk melakukan transfer kekayaan dari kaum miskin ke orang-orang kaya, menindas dan menekan upah dan subsidi social, mem-PHK buruh, mempromosikan system perburuhan yang menindas, menghanguskan hak-hak buruh, menindas aksi-aksi buruh dan meningkatkan eksploitasi terhadap klas pekerja. “Parahnya, pemerintah-pemerintah di Asia, termasuk pemerintah Indonesia, tidak memiliki langkah-langkah antisipasi yang pasti kecuali tetap mempromosikan system perburuhan fleksibel daripada memenuhi tuntutan-tuntutan dan hak-hak buruh,” jelas Rudi.

“Tuntutan-tuntutan buruh tentang kenaikan upah, jaminan kerja, subsidi pemerintah untuk kesejahteraan sosial, tidak boleh dijadikan alasan sebagai penyebab terjadinya stagflasi sebagaimana digembar-gemborkan ekonom-ekonom neoliberal,” tegas Rudi.

Menurut Rudi, perayaan Mayday 2009 di Jakarta dilaksanakan terkoordinasi secara nasional di hampir 30 kota di Indonesia dan tiga kota di luar Indonesia, yakni Hongkong, Macau, dan Taiwan. Selain mengangkat tuntutan-tuntutan buruh dan rakyat, FPR juga memberikan tekanan terhadap Pertemuan Dewan Gubernur ADB ke 42 yang diselenggarakan di Bali 2-5 Mei yang akan datang.. Rudi mengatakan kebijakan-kebijakan dan program-program ADB yang didukung oleh pemerintah dari berbagai negara Asia telah memberikan kontribusi besar pada meningkatnya kemiskinan dan memburuknya kualitas hidup rakyat di Asia.”

FPR secara keras mengecam pertemuan Dewan Gubernur ADB ke-42 di Bali karena rendahnya kontribusi ADB pada kesejahteraan rakyat dan berbagai pelanggaran hak-hak rakyat, khususnya di kawasan Asia Pasifik. FPR menyatakan mengambil bagian dalam aktivitas kampanye menentang ADB yang diselenggarakan oleh Panitia Sepekan Aksi menentang ADB yang akan dilaksanakan bersamaan dengan pertemuan Dewan Gubernur ADB.

“Krisis ekonomi global telah menghanguskan legitimasi ADB dan berbagai bank pembangunan multilateral. Karenanya, rakyat secara esensi tidak lagi membutuhkan ADB dan karenanya sangat rasional bagi rakyat untuk menuntut pembubaran ADB,” tandas Rudi.***

Syamsul Ardiansyah
Program Manager - Institute for National and Democratic Studies
http://putarbumi.wordpress.com, http://indies.my-php.net/

Arsip Cerpen dan Puisi Anak Korban Lapindo

Beda Rumah Dan Tempat Pengungsian

Sayyidatul Kurniati (kelas IV MI Ma'arif Jatirejo)


Di desa saya telah terjadi bencana. Jika, sebelumnya, gempa yang terjadi beberapa saat saja ketika saya mau berangkat sekolah. Sekarang, bencana yang lain lumpur, ketika malam hari, saat saya ingin mencuci muka. Saya mencium bau yang tidak sedap, lalu saya mencari bau dimana itu? ternyata baunya berasal dari air yang ada di kamar mandi. Saya pun mengira, bahwa lumpur telah datang di rumah saya, setelah itu saya tidur kembali.

Keesokan harinya, ketika saya sampai di sekolah. Tidak lama kemudian, semua wali murid menjemput teman-teman saya. Saya tidak tahu, mengapa warga di desa saya sangat sibuk. Saya disuruh ibu untuk segera cepat-cepat mengemasi barang-barang saya. Setelah itu saya diajak ibu untuk naik mobil TNI. Saya tidak tahu apa yang terjadi. Waktu itu saya bertanya kepada ibu saya.

Kata ibu saya, lumpur akan segera datang di desa saya. Beberapa saat, warga di desa saya menangis.

Karena kehilangan rumah mereka. Warga di desa saya ternyata akan diungsikan di Pasar Baru Porong. Setelah sampai tujuan beberapa saat warga di desa saya diatur ditempat pengungsian. Seperti tempat tidur, memasak, dan kamar mandi. Setelah selesai diatur tempat, saya dan warga desa saya memilih tempat untuk peristirahan. Setelah selesai mendapatkan tempat, saya dan anggota keluarga saya merapikan tempat untuk istirahat.

Ketika akan tidur, saya harus berdempetan. Karena tempatnya kecil. Rasanya tidak menyenangkan. Jika dirumah saya dulu tempatnya sangat luas dan nyaman. Jadi terpaksa orang laki-laki dewasa harus tidur diluar. Keesokan harinya, ketika saya mau mandi harus antri. Karena lebih banyak orang yang mengungsi daripada kamar mandi di pengungsian.

Setelah selesai mandi saya berangkat sekolah tempat sekolah saya juga di pengungsian. Keadaannya berbeda sekali dengan sekolah saya yang dulu. Belajarpun rasanya tidak menyenangkan lagi sebab orang yang mengungsi bertambah banyak dan ramai jadi saya dan teman-teman saya tidak bisa berfikir. Setelah pulang sekolah saya merenung sejenak. Saya sangat sedih, rumah yang baru saja jadi. Sekarang diterjang lumpur. Apalagi saudara saya, baru saja membuat rumah.

Setelah beberapa hari di pengungsian, saya mengunjungi rumah saya, karena sudah diberi tanggul untuk menahan lumpur agar tidak meluber. Ketika sampai ditujuan, baunya sangat tidak enak setelah saya berkeliling saya dan keluarga saya kembali ke pengungsian ketika makan siang, ibu saya tidak memasak seperti biasanya karena sudah ada petugas yang memasak.

Rasanya makan tidak enak, karena biasanya tidak sesuai keinginan. Pertama kali di pengungsian warga di desa saya diberi bantuan. Berupa obat-obatan, makanan dan minuman. Peralatan dapur, dan juga buku tulis. Saya sangat senang sekali, karena masih ada yang peduli.

Berhari-hari banyak orang-orang yang peduli memberikan bantuan kepada anak-anak yang masih duduk di bangku SD. Diberikan tas, buku tulis, tempat pensil dan perlengkapan sekolah yang lain. Setelah berminggu-minggu berada di pengungsian, sekolah saya boleh ditempati lagi. Masuk sekolahnya siang jam sepuluh saya dan teman-teman saya berangkat kesekolah naik mobil TNI.

Sudah beberapa bulan, warga didesa saya berada di pengungsian. Banyak sekali, media yang ingin mencari informasi kepada warga korban lumpur Lapindo. Satu minggu kemudian warga didesa saya pulang ke Jatirejo. Untuk mengambil baang-barang yang sekiranya bisa diambil. Semakin hari lumpur semakin banyak. Warga desa saya belum juga mendapatkan ganti rugi. Padahal warga desa saya bersabar yang dibilang hanyalah janji-janji palsu belaka. Warga desa saya, tepaksa melakukan unjuk rasa untuk menuntut hak.

Sudah sering warga desa saya melakukan unjuk rasa di Sidoarjo. Tetapi tidak ada hasilnya, lalu diadakan istighotsah bersama di dekat tanggul bencana. Lumpurpun, kini telah meluber di daerah desa lain. Seperti Jatirejo, Siring, Renokenongo, Kedungbendo dan sekarang hampir mendekti desa Mindi. Sekolah saya pun, dipindahkan di Kedungboto. Masuknya tetap siang. Rasanya sangat tidak enak. Karena tidak bisa berfikir. Masuk sekolahnya siang, jadi agak sedikit mengantuk. Biasanya jika siang hari, waktunya saya untuk tidur siang.

Beberapa bulan, keluarga saya mendapatkan uang untuk mengontrak rumah. Hampir dua tahun saya tinggal di tempat kontrakan. Akibatnya keluarga saya dan saudara-saudara saya terpisah satu sama lain. Hingga memasuki tahun 2008. setelah masa kontrakan habis. Saya dan keluarga saya pindah kontrakan. Keluarga saya mencari tempat kontrakan yang dekat sekolahan saya karena pada saat masa kontrakan saya habis, sekolah saya dipindahkan lagi, dipasar baru porong. Tempatnya di Posko Gus Dur.

Hampir tiga tahun warga desa saya masih belum mendapatkan ganti rugi. Hingga warga di desa saya memutuskan untuk pergi ke Jakarta. Ibu dan adik saya pun juga ikut. Setelah kepulangan dari jakarta, belum juga mendapatkan hasilnya. Saya hanya bisa berharap lumpur akan segera berakhir dan warga desa saya mendapatkan ganti rugi dari PT Minarak Lapindo Jaya yang obral janji palsu. Sampai-sampai adik saya ketika di Jakarta menyanyikan lagu untuk Minarak Lapindo Jaya waktu unjuk rasa di depan Istana dan di sebelah Monas. Nyanyiannya seperti ini:

Melawan Lapindo
Ayo maju ayo maju
Kita lawan Lapindo
Ayo maju ayo maju
Kita lawan Lapindo
Jangan Takut kawan
Jangan takut kawan
Lapindo harus di lawan
Jangan Takut kawan
Jangan takut kawan
Lapindo harus di lawan

Jumat, 10 April 2009

Catatan Subversif Penerbit: Yayasan Obor Indonesia dan PT Penerbit Gramedia (1987)
INI sebenarnya catatan harian Mochtar Lubis selama sembilan tahun sejak 22 Desember 1956: ketika ia dipenjarakan dan kemudian menjadi tahanan luar. Di situ digambarkan antara lain perilaku elite-elite politik zaman Soekarno dan orang-orang yang dipenjarakan rezim kala itu. Pemimpin Redaksi Indonesia Raya ini juga menulis kasus korupsi pada saat itu.

sumber:
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2008/05/19/LU/mbm.20080519.LU127205.id.html

Rabu, 08 April 2009

Nasionalisasi di Bawah Kontrol Rakyat: Kunci Sosialisme Venezuela

artikel ini adalah salah satu tulisan Jurnal Bersatu Edisi 3, silah kunjung

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/04/jurnal-bersatu-pembebasan-nasional-atau.html

Rakyat Mengambil Alih, Tentara Menangguk Hasil : Pengalaman Nasionalisasi Aset Asing di Indonesia

artikel ini adalah salah satu tulisan Jurnal Bersatu Edisi 3, silah kunjung

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/04/jurnal-bersatu-pembebasan-nasional-atau.html

PEMBEBASAN NASIONAL ATAU NASIONALISME?

artikel ini adalah salah satu tulisan Jurnal Bersatu Edisi 3, silah kunjung

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/04/jurnal-bersatu-pembebasan-nasional-atau.html

Kronik Perlawanan Rakyat Terhadap Kenaikan Harga BBM

artikel ini adalah salah satu tulisan dalam Jurnal Bersatu Edisi 2, silah kunjung

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/04/jurnal-bersatu-politik-minyak-hegemoni.html

Eksploitasi Tubuh dan Seksualitas Perempuan dalam Strategi krisis Utang

artikel ini adalah salah satu tulisan dalam Jurnal Bersatu Edisi 2, silah kunjung

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/04/jurnal-bersatu-politik-minyak-hegemoni.html

Politik Minyak Nasional Sang Antek

artikel ini adalah salah satu tulisan dalam Jurnal Bersatu Edisi 2, silah kunjung

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/04/jurnal-bersatu-politik-minyak-hegemoni.html

Politik Minyak Sebagai Instrumen Pokok Hegemoni Imperialisme AS

artikel ini adalah salah satu tulisan dalam Jurnal Bersatu Edisi 2, silah kunjung

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/04/jurnal-bersatu-politik-minyak-hegemoni.html

Reinterpretasi Kenaikan Harga BBM

artikel ini adalah salah satu tulisan dalam Jurnal Bersatu Edisi 2, silah kunjung

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/04/jurnal-bersatu-politik-minyak-hegemoni.html

Enampuluh Tahun Berlalu, Kesedihannya Bertambah Sedih Kematian Benazir di Krisistan

artikel ini adalah salah satu tulisan di Jurnal Bersatu edisi 1, silah kunjung

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/04/jurnal-bersatu-reformasi-indonesia.html

Sebuah Ulasan Singkat Atas Reformasi Atau Revolusi Karya Rosa Luxemburg

artikel ini adalah salah satu tulisan di Jurnal Bersatu edisi 1, silah kunjung

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/04/jurnal-bersatu-reformasi-indonesia.html

Mungkinkah Sosialisme Diwujudkan Dengan Reformasi?

artikel ini adalah salah satu tulisan di Jurnal Bersatu edisi 1, silah kunjung

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/04/jurnal-bersatu-reformasi-indonesia.html

Sabtu, 04 April 2009

Lingkungan Hidup dan Track Record Capres Sultan Hamengku Buwono X

REKAM JEJAK PARA CAPRES DI BIDANG LINGKUNGAN & PILIHAN BAGI GERAKAN LINGKUNGAN DI INDONESIA

(Jusuf Kalla, SBY, Megawati, Prabowo, Wiranto, Sultan)

Oleh George Junus Aditjondro(1)

PENGANTAR:
Mana partai yang paling punya jejak rekam peduli lingkungan?
Mana capres & cawapres yang punya jejak rekam peduli lingkungan?
Dari mana para capres & cawapres membiayai kampanye mereka: dari hasil pembalakan liar, konsesi hutan, perkebunan kelapa sawit, perkebunan pulp dan kertas, pertambangan batubara, atau mana dan dari siapa?

selengkapnya
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/02/keramaian-di-istana-1-4.html

Lingkungan Hidup dan Track Record Calon Presiden Wiranto

REKAM JEJAK PARA CAPRES DI BIDANG LINGKUNGAN & PILIHAN BAGI GERAKAN LINGKUNGAN DI INDONESIA

(Jusuf Kalla, SBY, Megawati, Prabowo, Wiranto, Sultan)

Oleh George Junus Aditjondro(1)

PENGANTAR:
Mana partai yang paling punya jejak rekam peduli lingkungan?
Mana capres & cawapres yang punya jejak rekam peduli lingkungan?
Dari mana para capres & cawapres membiayai kampanye mereka: dari hasil pembalakan liar, konsesi hutan, perkebunan kelapa sawit, perkebunan pulp dan kertas, pertambangan batubara, atau mana dan dari siapa?

selengkapnya
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/02/keramaian-di-istana-1-4.html

Lingkungan Hidup dan Track Record Calon Presiden Megawati

REKAM JEJAK PARA CAPRES DI BIDANG LINGKUNGAN & PILIHAN BAGI GERAKAN LINGKUNGAN DI INDONESIA

(Jusuf Kalla, SBY, Megawati, Prabowo, Wiranto, Sultan)

Oleh George Junus Aditjondro(1)

PENGANTAR:
Mana partai yang paling punya jejak rekam peduli lingkungan?
Mana capres & cawapres yang punya jejak rekam peduli lingkungan?
Dari mana para capres & cawapres membiayai kampanye mereka: dari hasil pembalakan liar, konsesi hutan, perkebunan kelapa sawit, perkebunan pulp dan kertas, pertambangan batubara, atau mana dan dari siapa?

selengkapnya
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/02/keramaian-di-istana-1-4.html

Lingkungan Hidup dan Track Record Calon Presiden Prabowo

REKAM JEJAK PARA CAPRES DI BIDANG LINGKUNGAN & PILIHAN BAGI GERAKAN LINGKUNGAN DI INDONESIA

(Jusuf Kalla, SBY, Megawati, Prabowo, Wiranto, Sultan)

Oleh George Junus Aditjondro(1)

PENGANTAR:
Mana partai yang paling punya jejak rekam peduli lingkungan?
Mana capres & cawapres yang punya jejak rekam peduli lingkungan?
Dari mana para capres & cawapres membiayai kampanye mereka: dari hasil pembalakan liar, konsesi hutan, perkebunan kelapa sawit, perkebunan pulp dan kertas, pertambangan batubara, atau mana dan dari siapa?

selengkapnya
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/02/keramaian-di-istana-1-4.html

Lingkungan Hidup dan Track Record Calon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

REKAM JEJAK PARA CAPRES DI BIDANG LINGKUNGAN & PILIHAN BAGI GERAKAN LINGKUNGAN DI INDONESIA

(Jusuf Kalla, SBY, Megawati, Prabowo, Wiranto, Sultan)

Oleh George Junus Aditjondro(1)

PENGANTAR:
Mana partai yang paling punya jejak rekam peduli lingkungan?
Mana capres & cawapres yang punya jejak rekam peduli lingkungan?
Dari mana para capres & cawapres membiayai kampanye mereka: dari hasil pembalakan liar, konsesi hutan, perkebunan kelapa sawit, perkebunan pulp dan kertas, pertambangan batubara, atau mana dan dari siapa?

selengkapnya
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/02/keramaian-di-istana-1-4.html

Lingkungan Hidup dan Track Record Calon Presiden Jusuf Kalla

REKAM JEJAK PARA CAPRES DI BIDANG LINGKUNGAN & PILIHAN BAGI GERAKAN LINGKUNGAN DI INDONESIA

(Jusuf Kalla, SBY, Megawati, Prabowo, Wiranto, Sultan)

Oleh George Junus Aditjondro(1)

PENGANTAR:
Mana partai yang paling punya jejak rekam peduli lingkungan?
Mana capres & cawapres yang punya jejak rekam peduli lingkungan?
Dari mana para capres & cawapres membiayai kampanye mereka: dari hasil pembalakan liar, konsesi hutan, perkebunan kelapa sawit, perkebunan pulp dan kertas, pertambangan batubara, atau mana dan dari siapa?

selengkapnya
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/02/keramaian-di-istana-1-4.html

Kamis, 02 April 2009

Proposal Penyelesaian Krisis Ekonomi

1.
Arsitektur Keuangan Internasional Baru yang menjalankan hal-hal sebagai berikut : Pertama, Institusi Keuangan baru haruslah melayani kebutuhan rakyat bukan korporasi. Dengan pengelolaan yang akuntabel dan transparan kepada semua Negara dan masyarakat sipil. Mengadopsi prinsip-prinsip pengelolaan yang demokratis seperti; membiayai kebutuhan sosial dan pemerataan bukan hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, mengganti motif pencarian keuntungan sebesar-besarnya dengan pendekatan berdasarkan pemenuhan hak asasi manusia. Mengadopsi indikator ekologi dan sosial sebagai landasan pembangunan, dan menghargai kedaulatan masing-masing Negara untuk menetukan model pembangunan serta hak rakyat atas sumber-sumber kehidupan. Kedua, Tujuan lembaga keuangan internasional baru adalah memberantas kemiskinan dan kelaparan tidak hanya sekedar mengurangi. Tujuan ini mengharuskan untuk menghilangkan faktor-faktor penyebab ketidakadilan seperti kebijakan liberalisasi yang didesakkan Lembaga Bretton Wood, pembayaran utang Negara selatan ke Negara utara, repratiasi dan pelarian modal. Ketiga, Inisiatif pembentukan Lembaga keuangan regional harus didukung sebagai upaya untuk desentralisasi keuangan dan mendorong solidaritas antar Negara diregional tersebut. Bank selatan (Bank of South) merupakan prototype semangat ini. Kempat, Menjamin keterwakilan yang setara diantara semua bangsa, tidak hanya dikuasai segelintir Negara kaya.

selanjutnya
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/03/gerak-lawan-pilihan-metode-penyelesaian.html

Pertemuan G20 di London : Indonesia Kembali dalam Jebakan Utang dan Pasar Bebas

Pernyataan Sikap Gerakan Rakyat Lawan Neokolonialisme-Imperialisme (GERAK LAWAN)

G20: Skenario Menyelamatkan Krisis Kapitalisme Neoliberal

”Indonesia Kembali dalam Jebakan Utang dan Pasar Bebas”


Pertemuan negara-negara G-20 dalam The London Summit akan segera diselenggarakan pada tanggal 1 – 2 April 2009. Tentunya agenda forum 20 pemimpin negara-negara maju dan berkembang tersebut punya banyak tawaran. Beberapa pihak pun akhirnya berharap banyak akan adanya solusi berbagai macam krisis melalui forum ini. Namun karena secara garis besar masih tetap dalam kerangka kebijakan kapitalisme-neoliberal, tawaran dan harapan sepertinya akan jauh api dari panggang. Hal tersebut kami tuangkan dalam pernyataan sikap kami di bawah ini:

Pertama, kami menyatakan bahwa G-20 tidak memiliki legitimasi sebagai forum pengambilan keputusan untuk rakyat di seluruh dunia, khususnya yang berada di negara-negara miskin dan berkembang. Liberalisasi investasi, perdagangan dan keuangan (pasar bebas) yang menjadi agenda utama G-20 adalah rangkaian kebijakan yang telah dan akan mendorong krisis menjadi semakin parah.

Selanjutnya kami mendorong suatu upaya penyelesaian krisis di tingkat global yang lebih representatif dan sah, salah satunya melalui mekanisme PBB. Berbagai inisiatif yang sudah dilakukan dengan pembentukan High Level Task Force (HLTF), yang merupakan koordinasi global dalam rangka mengatasi krisis pangan. Kemudian ada pula usulan untuk pembentukan Global Economic Council (yang diinisiasi oleh Joseph Stiglitz), yakni sebuah sistem penyimpanan global yang skupnya diperluas. Cara-cara alternatif dan partisipatif merupakan jalan keluar yang lebih demokratis dalam mengambil keputusan yang dapat mempengaruhi seluruh dunia.

selanjutnya
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/03/g20-skenario-menyelamatkan-krisis.html

Agenda Pertemuan G 20 : Negara Miskin Menjadi Lumbung Penyelamat

The London Summit : Sebuah Rencana Kejahatan



Kegagalan Pasar Bebas

Pertemuan negara-negara G-20 dalam The London Summit akan segera diselenggarakan pada tanggal 1 – 2 April 2009. Agenda pertemuan 8 pemimpin negara-negara maju dan 12 pemimpin negara berkembang tersebut berfokus pada upaya untuk memulihkan dan mengembalikan pertumbuhan ekonomi global khususnya negara-negara maju yang saat ini tengah mengalami keterpurukan yang hebat.

Di tengah kritik yang tajam atas kegagalan sistem ekonomi kapitalisme neoliberal saat ini, kelompok negara-negara G-8 masih menyatakan komitmennya pada prinsip-prinsip ekonomi pasar, perdagangan bebas, liberalsiasi keuangan dan open investment yang dianggap bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan, dengan mengajak negara-negara berkembang untuk terlibat lebih intensip didalamnya. Selain juga nampak bahwa inisiatif untuk mereformasi Bretton Woods Institutions (IMF/Bank Dunia) yang berada dibawah komando negara-negara maju. Langkah reformasi tersebut ditujukan untuk memperkuat peran lembaga-lembaga keuangan internasional dalam rangka merestorasi sistem ekonomi pasar bebas yang tengah collaps. Mereka juga menolak praktek-praktek proteksionisme yang dianggap bertentangan dengan prinsip-prinsip pasar bebas.

Padahal kapitalisme neoliberal telah terbukti gagal, krisis keuangan yang melanda dunia saat ini yang disertai dengan skandal penipuan terbesar di pasar keuangan adalah krisis yang tidak tersebuhkan. Liberalsiasi sector keuangan dan penciptaan pasar keuangan derivative sebagai telah menyeret masyarakat dunia dalam jurang krisis yang dalam. Saat ini PDB dunia hanya sebesar USD 59 triliun, sementara nilai produk derivatif sudah mencapai US$ 531 triliun. Suatu keserakahan yang luar biasa besarnya dan telah berakhir dengan keruntuhan yang tidak terselamatkan, melainkan dengan eksploitasi dan ekspansi ekonomi yang setara besarnya.

selanjutnya
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/03/gerak-lawanthe-london-summit-sebuah.html

The London Summit : Negara Miskin Menjadi Lumbung Penyelamat

The London Summit : Sebuah Rencana Kejahatan



Kegagalan Pasar Bebas

Pertemuan negara-negara G-20 dalam The London Summit akan segera diselenggarakan pada tanggal 1 – 2 April 2009. Agenda pertemuan 8 pemimpin negara-negara maju dan 12 pemimpin negara berkembang tersebut berfokus pada upaya untuk memulihkan dan mengembalikan pertumbuhan ekonomi global khususnya negara-negara maju yang saat ini tengah mengalami keterpurukan yang hebat.

Di tengah kritik yang tajam atas kegagalan sistem ekonomi kapitalisme neoliberal saat ini, kelompok negara-negara G-8 masih menyatakan komitmennya pada prinsip-prinsip ekonomi pasar, perdagangan bebas, liberalsiasi keuangan dan open investment yang dianggap bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan, dengan mengajak negara-negara berkembang untuk terlibat lebih intensip didalamnya. Selain juga nampak bahwa inisiatif untuk mereformasi Bretton Woods Institutions (IMF/Bank Dunia) yang berada dibawah komando negara-negara maju. Langkah reformasi tersebut ditujukan untuk memperkuat peran lembaga-lembaga keuangan internasional dalam rangka merestorasi sistem ekonomi pasar bebas yang tengah collaps. Mereka juga menolak praktek-praktek proteksionisme yang dianggap bertentangan dengan prinsip-prinsip pasar bebas.

Padahal kapitalisme neoliberal telah terbukti gagal, krisis keuangan yang melanda dunia saat ini yang disertai dengan skandal penipuan terbesar di pasar keuangan adalah krisis yang tidak tersebuhkan. Liberalsiasi sector keuangan dan penciptaan pasar keuangan derivative sebagai telah menyeret masyarakat dunia dalam jurang krisis yang dalam. Saat ini PDB dunia hanya sebesar USD 59 triliun, sementara nilai produk derivatif sudah mencapai US$ 531 triliun. Suatu keserakahan yang luar biasa besarnya dan telah berakhir dengan keruntuhan yang tidak terselamatkan, melainkan dengan eksploitasi dan ekspansi ekonomi yang setara besarnya.


selanjutnya
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/03/gerak-lawanthe-london-summit-sebuah.html

Siapa Calon Presiden (Capres) Perduli Rakyat dan Lingkungan Hidup?

Dari Mana Capres dan Cawapres membiayai kampanyenya?


JEJAK REKAM PARA CAPRES DI BIDANG LINGKUNGAN & PILIHAN BAGI GERAKAN LINGKUNGAN DI INDONESIA

Oleh George Junus Aditjondro(1)

PENGANTAR:
Mana partai yang paling punya jejak rekam peduli lingkungan?
Mana capres & cawapres yang punya jejak rekam peduli lingkungan?
Dari mana para capres & cawapres membiayai kampanye mereka: dari hasil pembalakan liar, konsesi hutan, perkebunan kelapa sawit, perkebunan pulp dan kertas, pertambangan batubara, atau mana dan dari siapa?



JEJAK REKAM JUSUF KALLA, SALAH SATU CAPRES PARTAI GOLKAR:

Kepentingan JK tidak dapat dilepaskan dari kepentingan ekspansi bisnis keluarga besarnya, karena Indonesia tidak punya peraturan yang melarang konflik kepentingan jabatan publik dengan kepentingan bisnis pribadi dan keluarga serta sahabatnya.

Ada empat kelompok perusahaan yang dikuasai oleh JK (kelompok Bukaka & Hadji Kalla), iparnya, Aksa Mahmud yang Wakil Ketua MPR-RI (kelompok Bosowa), dan adiknya, Halim Kalla (kelompok Intim). Dengan demikian, ekspansi keempat kelompok itu tidak terlepas dari peranan JK dan Aksa Mahmud di arena ekonomi dan politik.


selanjutnya