RECLAIM the CITY

RECLAIM the CITY
20 DETIK SAJA SOBAT! Mohon dukungan waktu anda untuk mengunjungi page ini & menjempolinya. Dengan demikian anda tlh turut menyebarkan kampanye 1000 karya rupa selama setahun u. memajukan demokrasi, HAM, keadilan melalui page ini. Anda pun dpt men-tag, men-share, merekomendasikan page ini kepada kawan anda. salam pembebasan silah klik Galeri Rupa Lentera di Atas Bukit (kerja.pembebasan)

Senin, 25 Februari 2008

Warisan Otoritarianisme: "Demokrasi di Bawah Tirani Modal"

KONFERENSI WARISAN OTORITARIANISME II - CALL FOR PAPERS AND WORK


KERANGKA ACUAN

Latar Belakang

Walaupun belum dapat diprediksidengan cukup lapang dan pasti kehidupan ekonomi politik masyarakat Indonesiadalam dua tiga tahun ke depan berpotensi mengalami kemerosotan. Bukan berartiyang sekarang lebih baik dari perkembangan yang sebelumnya, tetapi korelasi diantara proses demokrasi dan pengembangan ekonomi yang berjalan selama 10 tahunreformasi selalu berpadu ke arah yang gagal. Kalaupun memang demikiankenyataanny a, di dalam berbagai
diskusi tentang problem-problem ekonomi politikIndonesia sudah muncul ide-ide untuk melihat pengaruh globalisasi sebagai pendukung kehancuran ekonomi Indonesia.Dan globalisasi juga memberikan kontribusi terhadap pengembangan strukturpolitik di masa paska Orde Baru melalui Pemilu 1999. Menariknya kemudianseluruh perangkat politik dan pemerintahan mengalami kelumpuhan di dalammenghadapi akibat akibat globalisasi. Kemiskinan, kelaparan dan pengangguran dari hari ke hari berkembang kian menguat di tengah masyarakat seiring dengan merosotnya nilai riil pendapatan mereka di bawah aura deprivasi nilai-nilai kehidupan.

Dihadapkan pada persepsi dan kenyataan seperti itu, tentu pertanyaan terbesar yang harus dijawab kini adalah apa sesunguhnya yang menganjal dalam demokrasi Indonesia? Masalah ini coba dijawab oleh ELSAM, PusDep-Universitas Sanata Dharma dan Institut Sejarah Sosial Indonesia (ISSI) di tahun 2005 melalui sebuah Konferensi dengan tema menelaah akar-akar otoritarian yang diwariskan oleh sistem otoriter Orde Baru. Pengandaiannya, otoritarianismelah sumber dari segala kemandegan proses demokrasi yang ada di masa reformasi.

Lewat dua tahun kemudian, sepertinya warisan otoriterian tak lagi memadai untuk menjelaskan loyonya perangkat politik dan pemerintah dalam menjalankan demokrasi. Cara pandang yang menilai tersendatnya demokrasi disebabkan oleh warisan otoritarian semata gagal menjawab masalah-masalah kekinian yang tidak bisa langsung dilihat hubungannya dengan masa lalu. Artinya, perlu penggeledahan dan konfrontasi analisis yang jauh lebih dalam mengenai cara melihat dan memahami kenyataan-kenyataan dan persepsi yang berkembang saat ini, melalui pemahaman yang lebih komprehensif terhadap relasi-relasi modal dan kekuatan-kekuatan politik. Persoalan-persoalan relasi sosial semacam inilah yang membentuk struktur kekuatan dan kekuasaanmodal di berbagai bidang kehidupan. Pertanyaan intinya: Aspek-aspek penting apayang membuat tirani menjadi seperti 'way of life' dalam demokrasi Indonesiadewasa ini?

Permasalahan

Konsep tirani adalah yang palingtepat untuk bisa melihat adanya keterkaitan antara warisan otoritarian danselubung demokrasi. Karenanya, tema besar yang hendak diusung dalam konferensikali ini adalah "Demokrasi di Bawah Tirani Modal". Persoalan Tirani Modal inilah yang absen dari perbincangan selama reformasi berjalan sedari 1998, apalagi membicarakan perihal kekuasaan modal. Ini belum termasuk penggeledahan terinci atas hubungan antara otoritarianisme dengan modal serta demokrasi dengan modal secara lebih rinci. Demi 10 tahun reformasi, aspek modal ini harus menjadi perhatian utama dalam menilai kualitas kehidupan demokrasi dan mutu dari perangkat politik dan negara di Indonesia.

Kekuasaan Modal di sini tak sebatas soal modal ekonomis, atau kekuasaan bisnis yang terlalu besar. Ini pun menyangkut masalah reproduksi kekerasan, kemiskinan, pendidikan, kesehatan, dan hal lain yang berkaitan dengan hajathidup orang banyak. Artinya, modal dalam pengertian relasi-relasi sosial yangmembentuk struktur kekuatan dan kekuasaannya.

Sejalan dengan itu, tema Demokrasi di Bawah Tirani Modal akan diperbincangkan dalam beberapa sub-tema, yaitu:

Tirani Modal dan Peluruhan Kedaulatan Rakyat
Apa sekolah dan pengobatan alternatif bentuk kekayaan kedaulatan rakyat atau karena
pemerintah tidak mampu menjamin kesehatan dan pendidikan? Apaan sih kerjanya
partai partai politik, parlemen dan pemerintah?

Tirani Modal dan Pelumpuhan Ketahanan Ekonomi
Kemarin beras naik, sekarang tempe, besok apalagi?
Kok bisa ya punya ladang minyak tapi musti beli minyak?
Kok bisa ya punya banyak penduduk tapi sedikit lapangan kerja?

Tirani Modal dan Pelumpuhan Daya Kreatif
Kesenian, kapanmenjadi hak dasar masyarakat? Media massa memang tidak lagi dibredel tapi diserang. Apa jadinya kalau penikmat dang dut tidak lagi boleh goyang?

Tirani Modal dan Pelumpuhan Modal Sosial
SeberapaIndon esiakah kita? Sebetulnya apa sih bangsa Indonesiaitu? Ataukah kita sudah diasingkan dari Indonesiasejak dalam kandungan?

Tirani Modal dan Pelumpuhan Keamanan Manusia
Apakah esok harikita lebih yakin bahwa hidup di Indonesiabebas dari segala macam rasa takut? Kata pemeo rakyat "Kesehatan emang gratis,Penyakitan yang nggak gratis"

Pendekatan

Konferensi ini menggunakan beberapa pendekatan untuk menelaahpersoalan
persoalan di muka. Metode genealogis, dialektika basis dansuprastruktur,
maupun retrospektif semuanya bertujuan , melihat masa lalu secara strategis
untuk menjelaskan masa sekarang. Artinya bagaimana warisan otoritarian
diproduksi dan direproduksi di dalam kesadaran masyarakat. Sehinggadari sana
pun ingatan maupunkenangan masyarakat akan kejadian di masa lalu dapat
dihidupkan kembali untukdapat membangun pengetahuan baru
tentang Indonesia.

Harapannya, ada jawaban atas pertanyaan-pertanya an besar dengan menggunakan
ketiga metode itu. Mengapa setelah Orde Baru luruh demokrasi yang
berkeadilan tetap tidak bisa berjalan? Apa ide yang dikandung oleh demokrasi
itu sendiri diIndonesia saat ini? Bagaimana proses kerja demokrasi pada saat
ini? Apakahdemokrasi bisa terlaksana di tengah budaya politik yang tidak
berubah dari masalalu? Apakah Indonesia dapat berkembang sebagai sebuah
negeri yang demokratisdan berkeadilan sosial di dalam alam fundamentalisme
pasar?

Tujuan Konferensi

Adapun yang menjadi tujuan konferensi ini adalah:
membicarakan, merumuskan, menyimpulkan langkah perlawanan terhadap tirani modal, sebagai bagian dari usaha membangun gerakan di kalangan akademik dengan prasyarat pembangunan
organisasi-organisasi komunitas.memberi gambaran politik tentang kerja modal dalam berbagai bidang kehidupan dan atau mekanisme kerja modal sebagai kekuatan politik memberikan ancangan pemikiran bagi perumusan kebijakan publik yang berpihak pada masyarakat.

Penyelenggaraan
Konferensi Demokrasi di BawahTirani Modal ini akan diselenggarakan pada tanggal 5-7 Agustus 2008, di Jakarta dan Yogyakarta.

Konferensi ini akan dibuka dengansebuah seminar umum "Demokrasi di Bawah Tirani Modal" dengan mengikuti perspektiflima sub-tema di muka, sebagai pengantar peserta konferensi untuk memahami dan menganalisa permasalahan lebih lanjut. Laluakan digelar panel-panel lokakarya berbasis pada sejumlah pertanyaan di dalam sub-subtema itu. Di akhir konferensi akan diadakan sesi pleno (plennary session) untuk menghasilkan simpulan dan rekomendasi dari konferensi.

Format penyelenggaraan tiap-tiap
panel lokakarya ditentukan oleh masing-masing penanggung jawab panel, tidak
terbatas pada format diskusi ataupun lokakarya konvensional. Adapun 12 panel
lokakarya yang akan diselenggarakan, yaitu:

1. Islam dan Fundamentalisme Pasar (penanggung jawab panel: PSIK Paramadina)
Tentang gejolak sosial keagamaan di tengah perkembangan globalisasi dan gerakan-gerakan
berbasis identitas primordial dan komunalisme.

2. Hak
Asasi Manusia dan Perburuhan (PJ: TURC)
Potret baru perburuhan Indonesiadi tengah tekanan neoliberalisme, tidak
terbatas pada masalah yang ditimbulkanoleh kebijakan penanaman modal saja.

3. Inisiatif
Perlawanan Lokal (PJ: ISSI dan Praxis)
Kekayaaninisiatif masyarakat di dalam menghadapi problem-problem perkembangan reform
sosial, ekonomi, politik dan budaya

4. Etika
Politik: Kekerasan dan Rekonsiliasi (PJ: PuSDEP Universitas SanataDharma)
Perkembangan wawasan dan orientasi politik masyarakat maupun tokoh tokoh publik di dalam menyikapi persoalan persoalan politik praktis.

5. Demokrasi dan Peluruhan Kedaulatan Rakyat (PJ: Puskapol UI)
Tentang hilangnya esensi demokrasi yang sebenarnya karena tertutup oleh pendekatan demokrasi prosedural formal

6. Kebudayaan dan Pengekangan Daya Kreasi (PJ: Dimas Jayaprana)
Tentang kebebasan berekspresi budaya masyarakat di tengah dominasi kekuatan modal atas proses berkesenian.

7. Hukum dan Ekonomi (PJ: ELSAM dan INFID)
Tentang penyingkiran kepentingan publik di dalam proses proses perumusan kebijakan negara yang lebih mengabdi pada kepentingan pemilik modal.

8. Gerakan Perlawanan Perempuan Lokal (PJ: Ruth Indiah Rahayu)
Tentang kesadaran perempuan dalam politik reproduksi sosial, khususnya di level komunitas atau di tingkat lokal.

9. Media Massa dan Reproduksi Ideologi ( PJ: . )
Peran media massadi dalam menentukan arah perkembangan kesadaran publik
dalam menyikapi kondisiekonomi sosial dan politik di Indonesia.

10. Privatisasi
Pendidikan (PJ: . )
Tentang penetrasi gagasan-gagasan neoliberalisme melalui institusi pendidikan. Tidak terbatas pada kebijakan privatisasi lembaga-lembaga pendidikan semata.

11. Reforma Agraria (PJ: . )
Perumusan kembali persoalan-persoalan monopoli atas tanah untuk kepentingan bisnis dalam konteks neoliberalisme.

12. Reformasi Sektor Pertahanan/Keamanan (PJ: ISPDS dan ResPublika)
Tentang stagnasi proses reformasi TNI dan Polri, khususnya berkaitan dengan perubahan peran
mereka dalam penyelenggaraan negara dan administrasi pemerintahan.

Call for Papers and Work

Untuk itu kami mengundang segenap civitas akademika dan para pemerhati masalah masalah sosial, ekonomi, dan politik untuk berpartisipasi dan berlibat dalam konferensi ini dengan mempresentasikan ide-ide, gagasan maupun pengalamandalam bentuk karya tulis sepanjang 5.000-10.000 kata, maupun karya seni (film,tari, instalasi, musik, dll)

Abstraksi dari karya tulis (maksimal 1.000 kata) dan karya seni diserahkan paling lambat tanggal 25 April 2008, dialamatkan langsung ke penanggung jawab masing-masingpanel lokakarya (jika sudah menentukan akan berpartisipasi di panel lokakaryatertentu) , atau sekretariat panitia:

Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM)
Jl. Siaga 2 no.31 Pejaten Barat
Jakarta Selatan 12510
Telp. (021) 7972662, 79192564
Facs. (021) 79192519, 7996681
Email: rini@elsam.or. id

Panitia penyelenggara kemudian akan menyeleksi abstraksi karya tulis dan karya seni yang masuk, dan akan mengumumkan hasilnya pada tanggal 6 Mei 2008.

Penyumbang karya tulis dan karya seni diharapkan telah menyelesaikan karyanya pada tanggal 25 Juli 2008, untuk kemudian dengan dibantu panitia penyelenggara menyiapkan presentasi
karya-karya tersebut dalam konferensi.

Peserta Konferensi

Konferensi ini diarahkan pada kelompok-kelompok intelektual atau kaum muda di berbagai bidang, khususnya kalangan intelektual sosial yang bekerja di organisasi-organisasi nonpemerintah dan lembaga-lembaga akademik, serta para penggiat seni dan
seniman mandiri di berbagai komunitas.

Peserta konferensi, baik darikalangan umum maupun akademisi akan diberikan sertifikat. Biaya sertifikasi bagi pelajar dan mahasiswa adalah Rp. 50.000,- dan bagi kalangan umum dan pengajar perguruan tinggi ini adalah Rp. 150.000,-

Penyelenggara dan Pendukung

Lembaga-lembaga yang menjadi penyelenggara utama dalam pelaksanaan kegiatan
ini yaitu:
- Lembaga Studi dan AdvokasiMasyarakat (ELSAM)
- Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Universitas Paramadina
- Pusat Studi Sejarah dan EtikaPolitik (PuSDEP) Universitas Sanata Dharma
- Institut Sejarah Sosial Indonesia(ISSI)
- Pusat Kajian Politik (Puskapol)FISIP Universitas Indonesia
- International NGO Forum for Indonesia Development( INFID)
- Trade Union Research Center(TURC)
- Perkumpulan Praxis

Didukung oleh lembaga-lembaga dan individu yang menjadi penanggung jawab panel lokakarya

Sekretariat:
Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM)
Jl. Siaga 2 no.31Pejaten Barat
Jakarta Selatan 12510
Telp. (021) 7972662,79192564
Facs. (021) 79192519,7996681
Email:rini@elsam.or.id

Tidak ada komentar: