RECLAIM the CITY

RECLAIM the CITY
20 DETIK SAJA SOBAT! Mohon dukungan waktu anda untuk mengunjungi page ini & menjempolinya. Dengan demikian anda tlh turut menyebarkan kampanye 1000 karya rupa selama setahun u. memajukan demokrasi, HAM, keadilan melalui page ini. Anda pun dpt men-tag, men-share, merekomendasikan page ini kepada kawan anda. salam pembebasan silah klik Galeri Rupa Lentera di Atas Bukit (kerja.pembebasan)

Rabu, 20 Agustus 2008

Bumiku Gosong (karya Sonia Devina Andaningtyas)













Ranting Bengkirai

andreas iswinarto

secarik kertas, tempayan dan jendela,
nyangkut di delapan ranting bengkirai* gosong
sisa bakaran tempo hari

ada wajah bertemu kertas
ada wajah bertemu tempayan
ada jendela pada wajah hutan yang sepi

ada hutan sepi pada parut-parutan luka
wajah-wajah orang-orangan adat
ada hutan menyanyi pedih
diujung suling-sulingan bocah-bocahan adat


juru kunci hutan-hutanan tertawa getir
kamu bocah-bocahan yang meniup perutnya
sendiri-sendiri

KARENA KEJI ORANG-ORANG KUASA

lalu waktu.....

eja detik satu-satu
yang TIBA
dari delapan penjuru mata angin

berpeluh......
berpeluh sangat

sibuk mendamaikan
titik hujan dan air mata
yang berisik berebut ranting bengkirai gosong

sementara dibawah tanah kepal-kepal akaran
semakin mengeras
menunggu prosesi bakaran yang laen
gosong yang laen

gertak ledak amarah bumi
gertak ledak amarah rakyat
secarik kertas, tempayan dan jendela,
nyangkut di delapan ranting bengkirai* gosong
sisa bakaran tempo hari

ada wajah bertemu kertas
ada wajah bertemu tempayan
ada jendela pada wajah hutan yang sepi

ada hutan sepi pada parut-parutan luka
wajah-wajah orang-orangan adat
ada hutan menyanyi pedih
diujung suling-sulingan bocah-bocahan adat


juru kunci hutan-hutanan tertawa getir
kamu bocah-bocahan yang meniup perutnya
sendiri-sendiri

KARENA KEJI ORANG-ORANG KUASA

lalu waktu.....

eja detik satu-satu
yang TIBA
dari delapan penjuru mata angin

berpeluh......
berpeluh sangat

sibuk mendamaikan
titik hujan dan air mata
yang berisik berebut ranting bengkirai gosong

sementara dibawah tanah kepal-kepal akaran
semakin mengeras
menunggu prosesi bakaran yang laen
gosong yang laen

gertak ledak amarah bumi
gertak ledak amarah rakyat

Tidak ada komentar: