RECLAIM the CITY

RECLAIM the CITY
20 DETIK SAJA SOBAT! Mohon dukungan waktu anda untuk mengunjungi page ini & menjempolinya. Dengan demikian anda tlh turut menyebarkan kampanye 1000 karya rupa selama setahun u. memajukan demokrasi, HAM, keadilan melalui page ini. Anda pun dpt men-tag, men-share, merekomendasikan page ini kepada kawan anda. salam pembebasan silah klik Galeri Rupa Lentera di Atas Bukit (kerja.pembebasan)

Sabtu, 28 Maret 2009

Gagasan dan Bahasa dalam Karya Sastra

Chairil Anwar punya pandangan bahwa di dalam apresiasi karya sastra khususnya sajak kita harus terlebih dulu mengerti ‘pokok’ sambil mengingatkan jangan kita melakukan analisa dengan perkakas ‘bahasa’ saja. Menurutnya kita harus menangkap ‘pokok’nya dulu kemudian kita melihat bagian-bagian dalam hubungannya dengan ‘pokok’ ini. Menurutnya lebih lanjut dengan mengerti pokok kita bisa menghargai karya seni, meskipun ‘pokok’ tersebut tidak menentukan nilai karya tersebut. (dalam Membuat Sajak, Melihat Lukisan seperti di kutip Arif Budiman –Chairil Anwar Sebuah Pertemuan, Wacana Bangsa ).

Saya juga ingin mencatat pandangan Arif Budiman di dalam buku yang sama tentang makna keindahan. Dari pengakuannya Arif nampaknya tidak percaya lagi kepada konsepsi-konsepsi tentang indah dan apa yang tidak. Ia bahkan memilih tidak menggunakan kata tersebut, karena kekaburan artinya.

“Saya melihat bahwa sebuah karya seni menjadi ‘indah’ buat seseorang karena sudah terjadinya pertemuan yang otentik antara seseorang dan dunia yang diungkapkan oleh karya seni tersebut”, katanya lebih jauh.

selanjutnya

Tidak ada komentar: