RECLAIM the CITY

RECLAIM the CITY
20 DETIK SAJA SOBAT! Mohon dukungan waktu anda untuk mengunjungi page ini & menjempolinya. Dengan demikian anda tlh turut menyebarkan kampanye 1000 karya rupa selama setahun u. memajukan demokrasi, HAM, keadilan melalui page ini. Anda pun dpt men-tag, men-share, merekomendasikan page ini kepada kawan anda. salam pembebasan silah klik Galeri Rupa Lentera di Atas Bukit (kerja.pembebasan)

Sabtu, 28 Maret 2009

Pengalaman Eksistensial, Pengalaman Spiritual

Kubaca di pengantar yang ditulis st sularto, dalam kenangan myra, brouwer ini adalah sosok yang problematis. Kata-kata kunci filsuf jerman martin heidegger yang dikaguminya selain tokoh fenomemenologi lainnya Marleau Ponti ‘kematian sebagai tujuan hidup’ seolah-olah menghantuinya, begitu disebutkan. Kepada sahabat-sahabatnya ia sering mengatakan : “saya paling takut dengan kematian”. Aku kutip lagi dari st sularto ‘ternyata brouwer tidak mampu sendirian mengatasi persoalan dengan badannya yang didera sakit sejak kecil (asma) sampai akhir hidupnya. Pada beberapa tahun sebelum kematiannya, dia merasa dikejar-kejar oleh sakitnya, dia merasa ditinggalkan banyak orang.”

Tentang ini saya teringat petikan kata bijak Pram pada Novelnya Bukan Pasar Malam

"Dan di dunia ini, manusia bukan berduyun-duyun lahir di dunia dan berduyun-duyun pula kembali pulang.... seperti dunia dalam pasar malam...Seorang-seorang mereka datang. Seorang-seorang mereka pergi"

selanjutnya

Tidak ada komentar: