Membaca Lapindo, Newmont, Freeport, RAPP,Ambisi PLTN Indonesia, PP 2/2008, rangkaian bencana ekologi sepanjang 5 tahun terakhir, dan privatisasi-liberalisasi
'penguasaan' asset2 alam/sumberdaya alam, COP 13 dengan politik dagang sapinya, tidakkah ini potensi pembesaran kesadaran, ledakan protes dan pembesaran gerakan lingkungan hidup.........
Mari Belajar dari Gerakan LH Amerika Serikat di masa gemilangnya. Ironinya inilah kandangnya Rezim Ekonomi-Politik yang menentang Protokol PBB soal perubahan iklim. Ya kedegilan Amerika Serikat (silah baca)
------------
Tercatat 1500 perguruan tinggi dan 10.000 sekolah ikut
terlibat dalam aksi unjuk rasa pada Hari Bumi. Selain
itu TIME melaporkan sekitar 20.000.000 orang turun
kejalan.
(disarikan dari buku Kirpatrick Sale Revolusi Hijau : Sebuah tinjauan historis-kritis gerakan lingkungan hidup di Amerika Serikat, Yayasan Obor Indonesia 1996)
Aliran dan Gelombang Gerakan Protes Baru
Dalam catatan TIME pada momentum Hari Bumi 22 April 1970 diperkirakan 20.000.000 orang turun kejalan. Paling tidak di New York saja diperkirakan ratusan ribu orang memadati jalan Fifth Evenue yang pada hari itu ditutup untuk lalu lintas umum dan puluhan ribu orang memadati Union Square.
Nelson salah satu senator yang menginisiasi peringatan Hari Bumi ini menyebutkan peristiwa ini sebagai : ... ledakan akar rumput yang sangat mencengangkan. Masyarakat umum sungguh peduli dan Hari Bumi menjadi kesempatan pertama sehingga mereka benar-benar dapat berpartisipasi dalam suatu demonstrasi yang meluas secara nasional, dan dengan itu menyampaikan pesan yang serius dan menatap kepada para politisi untuk bangkit dan berbuat sesuatu'.
Bahkan harian The New Republic menyebutkan : " bukan saja merupakan saluran bagi semangat anti perang yang frustasi seperti yang kita pikirkan" ... sebelum hari demonstrasi itu, para pemerhati lingkungan hidup telah dihimpun " sebagai pengerahan massa terbesar dari pelbagai aliansi, setelah Perang Salib" - akan tetapi lebih merupakan suatu peristiwa yang "menandai adanya kesadaran tinggi terhadap bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh kediktatoran tehnologi,"dan ini merata di seluruh lapisan masyarakat.
Energi yang luar biasa ini merupakan perkawinan antara energi generasi pemrotes 60 an yang terkenal sebagai penentang perang Amerika di Vietnam dan gerakan lingkungan hidup lama yang mulai menemukan momentumnya. Generasi pemrotes ini menjadi basis dukungan yang esensial bagi gerakan lingkungan, yang bergabung dengan organisasi konservasionis model lama, mula-mula bergerak dalam riak-riak kecil, baru kemudian dalam gelombang-gelombang besar "Kami hanya duduk-duduk disini dan tiba-tiba mereka muncul sambil mengadakan kampanye dukungan dari rumah- kerumah', laporan seorang veteran dari National Wildlife Federation.
Para lulusan perguruan tinggi tahun 1960-an tidak saja mendukung dengan pengerahkan massa untuk demonstrasi-demonstrasi politik dan kegiatan-kegiatan anti-perusahaan yang mencemari lingkungan, tapi menyumbang sejumlah besar penulis, ahli hukum, ilmuwan dan pelbagai profesi lain dalam bidang hak-hak sipil, anti-perang, gerakan feminis dan gerakan buruh. Ini menyebabkan meningkatnya pengaruh generasi muda di sebagian besar organisasi, yang membentuk bukan saja gagasan-gagasan baru, demikian pula cara dan taktik baru, mulai dari metode inovasi pengadaan dana serta lobi-lobi di tingkat Konggres. Sampai dengan meruntuhkan papan reklame dan bentuk aksi lain yang disebut 'tindakan langsung' (direct action). Dalam hal pengerahan massa paling tidak tercatat 1500 perguruan tinggi dan 10.000 sekolah ikut terlibat dalam aksi unjuk rasa pada Hari Bumi.
Generasi pemrotes dasawarsa 60-an merupakan minoritas yang jelas, tetapi generasi ini dapat menggaung dengan sangat kuat menembus masyarakat karena asumsi-asumsinya sendiri begitu menanatang, yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dalam beberapa hal merupakan ketakutan dan kecemasan kalangan mayoritas juga.Tidak semua organisasi itu sangat menaruh perhatian pada masalah-masalah lingkungan sampai akhir dekade 60-an, akan tetapi sikap membangkang mereka yang tidak kenal kompromi, tekadnya untuk
menantang secara non-violence kesepakatan-kesepakatan yang ada, sering sangat menjalar baik bagi kelompok-kelompok lingkungan arus utama, maupun untuk pelbagai kelompok aktivis ad-hoc yang bermunculan. Selain itu seluruh cara aksi politik- aksi duduk, demonstrasi, pawai protes pada waktu itu masih merupakan hal baru bagi Amerika.
Perkawinan antara keduanya itu juga mengakibatkan ledakan massa demonstran juga memicu terbentuknya sejumlah organisasi lingkungan baru yang sebagian lebih bersifat lokal bukan bersifat nasional. Selain itu, ketika tidak satu pun organisasi lama memiliki pengalaman dan keahlian -atau bahkan keinginan bersama-untuk bergerak bersama dengan cakupan luas terhadap isu polusi, sehingga gerakan dengan cakupan luas justru diprakarsai oleh sejumlah organisasi yang lebih kecil untuk menyalurkan aspirasi dan keprihatinan masyarakat.
Kepercayaan
Generasi pemrotes ini lahir pada waktu kegagalan-kegagalan masyarakat pertengahan abad ini semakin mendapat soroton, maka kesepakatan-kesepakatan yang tanpa kritik semasa tahun-tahun pemerintahan Eisenhower mulai diragukan dan ditinggalkan. Apapun sifat pelbagai kegagalan yang ada-perang Vietnam yang konyol, kekerasan di daerah perkotaan, pembunuhan dan hura-hara, devaluasi,inflasi- semua itu menunjukkan bahwa banyak dari sistem yang harus digugat. Bagi banyak aktivis lingkungan, ini berarti semakin tingginya kesadaran di kalangan pemerintah sebagai pihak yang paling bertanggungjawab- mulai dari salah urus pada tingkat federal sampai pada kurangnya perhatian di tingkat pemerintah lokal- dan sebagai pelayan bisnis yang nyata-nyata
merugikan lingkungan demi keuntungan perusahaan swasta.
Disisi lain di kalangan publik luas setelah memandang dengan kagum munculnya
'masyarakat makmur", mulai berhitung berapa harga yang harus untuk semua itu. Disekeliling masyarakat itu terlihat buah-buah dari apa yang disebut 'revolusi sintetis', plastik, bahan kimia, pestisida, detergen, pusat tenaga nuklir dan juga tampak bertebaran daerah atau kawasan pinggiran kota serta merebaknya gedung-gedung pencakar langit. Sekalipun demikian tidak muncul ketenangan dan kedamaian serta kehidupan harmonis seperti yang dijanjikan.
Yang lebih gawat lagi, bahwa semua kemanfaatan materi itu tampaknya harus dibayar mahal - penuh sesaknya kawasan perkotaan, semakin luasnya kawasan sub-urban, polusi udara dan kabut campur asap, sungai-sungai dibendung, penyakit kanker dan abu radioaktif yang berasal dari peledakan nuklir (suatu harga yang sering masuk dalam tayangan tv) - dan semua itu berlangsung makin gila saja yang nampaknya sudah di luar pengawasan yang efektif baik oleh organisasi bisnis sendiri yang mengambil keuntungan darinya, maupun oleh pemerintah yang semestinya mengaturnya.
Pada saat yang sama, suasana 'boom materi' pasca perang telah menghasilkan semakin tingginya jumlah tamatan universitas, karyawan kelas menengah yang tumbuh cepat menempati kawasan pinggiran kota agar mereka dapat kembali mendengarkan kicau burung di pagi hari dan menatap bintang di malam hari.
Mereka ini menginginkan - dan dapat membiayai- apa yang disebut oleh para ahli sosiologi 'kualitas hidup' bukan 'standar hidup' dalam arti tradisional : tambahan yang membuat hidup lebih nikmat setelah kebutuhan pokok, termasuk waktu senggang, hiburan diluar rumah, air dan udara yang bersih, keamanan dan kesehatan pribadi dan kebutuhan yang lebih besar akan lingkungan yang alami.
Kebangkitan Opini Massa
Ditengah mulai tumbuhnya kesadaran baru yang mulai matang muncul sebuah buku yang sangat fantantis yang ditulis oleh seorang akademisi yang sedang menjemput maut akibat kanker oleh pestisida yang menjadi bahan observasinya, sekaligus menjadi sumber inspirasi gerakan dan kesadaran tentang bahaya maut yang datang seiring meningkatnya kemakmuran. Akhir 1962 terbitlah Silent Spring dan didaftar sebagai salah satu buku yang paling laris selama 31 minggu dan terjual lebih dari 500.000 eksemplar. Yang menarik adalah fakta bahwa gerakan lingkungan - dalam arti yang aktif, vokal, merakyat dan berpengaruh - tidak ada sebelum Silent Spring terbit.Max Nicholson, kepala British Nature Conservancy dan seorang tokoh internasional menyebut Silent Spring “mungkin merupakan sumbangan paling besar dan paling efektif dalam membangkitkan opini umum dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya ekologi”.
Kebangkitan opini massa juga dipicu oleh kelompok media utama yang akhirnya menyadari seriusnya masalah lingkungan dan cakupan pemuatan berita serta isunya secara lambat namun pasti semakin mendapat tempat sepanjang dasawarsa itu, dan semakin meningkat lagi di awal tahun 1970-an dengan artikel-artikel halaman depan dan berita-berita utama di majalah Time, Fortune, Newsweek, Life, Look, The New York Times dan The Washington Post, semua itu mengambil model berita utama Newsweek yang berjudul "The Ravaged Environment' (Lingkungan yang Rusak)
Robert Heilbroner dari The New York Riview of Books dalam bulan April 1970 menyebutkan 'isu ekologi telah menjadi keprihatinan masyarakat luas". "Isu soal ekologi bukan saja yang terutama dan selalu penting, tapi. memang telah merupakan tantangan yang paling sukar dan paling berbahaya yang pernah dihadapi umat manusia" Bahwa tantangan itu telah diisolir dan bahkan telah mulai ditanggapi dengan jelas merupakan kinerja yang menjadi bukti bahwa sebuah revolusi sosial memang telah dimulai di Amerika. Titik puncaknya adalah dicanangkannya Hari Bumi dalam tahun 1970".
Kekalahan proyek bendungan Grand Canyon, dan diberlakukan Wilderness Preservation Systems (Sistem Kawasan hutan Lindung) dan kemudian pada akhir tahun 1968 National Wild and Scenic River Systems) yang diliput secara luas oleh media massa menandai suatu titik balik dalam sikap orang Amerika terhadap tanah, alam atau bagiannya yang terpenting bukan hanya untuk di eksploitasi dan dimanipulasi, tapi harus dilestarikan dan dilindungi, serta dicintai sebagai semama makluk hidup.
Kedua hal ini mewarnai perjalanan gerakan lingkungan hidup dan membangun optimisme publik untuk mempengaruhi lembaga sentral dalam hal ini pemerintah. Undang-undang yang terkait dengan upaya pelestarian hutan lindung rancangan telah diajukan oleh Wilderness Society untuk dipertimbangkan konggres pada akhir tahun 1950-an dan proses dengar pendapatnya telah dimulai tahun 1957 dengan mendapat perlawanan keras dari perusahaan-perusahaan swasta. Baru ketika awal tahun 1960 gerakan konservasi mulai menemukan semangat baru dan cara baru untuk menentang pemerintah yang bersikeras. Baru pada tahun 1963 rancangan undang-undang ini harus diputuskan melalui pemilihan suara dan di Senat pada tahun 1964. Ternyata UU ini diterima dengan suar mutlak, ditandatangani dan mulai berlaku 9 September 1964. 25 tahun setelah UU ini diberlakukan, kawasan hutan lindung meningkat dari 9,1 juta acre menjadi lebih dari 90 juta acre.
Selain pada dasawarsa ini muncul resistensi yang sangat kuat atas rencana pembangunan Bendungan grand Canyon. Hal ini tak lepas dari peran David Brower dari Sierra Club yang mulai melakukan strategi baru dan kelompok pendukung baru. Dari jerih payahnya itu perjuangan mencapai kemenangannya. Surat dan telegram protes membanjiri kantor anggota Konggres, dan ribuan orang melakukan percakapan telpon untuk memprotes, dan tidak terhitung artikel yang muncul pada meida massa nasional dengan nada yang sama serta terbentuknya pelbagai kelompok masyarakat (protes) ditingkat akar rumput untuk mempertahanakan kelanjutan tekanan tersebut.
Belum lagi banyak kasus bencana lingkungan (polusi) yang membangkitkan kecemasan publik tercatat pada dasawarsa itu muncul bencana 80 orang meninggal di New York City selama 'pergantian udara" dalam musim panas tahun 1966, kapal Torrey Canyon karam dan menumpahkan 117.000 ton minyak mentah ke selat Inggris pada maret 1967, sebuah anjungan minyak lepas pantai dekat Santa Barbara, california membocorkan berjuta-juta galon minyak mentah ke sepanjang pantai California dalam bulan Januari dan februari 1969, sungai Cuyahoga dekat Cleveland tiba-tiba terbakar dan Danau Erie yang berdekatan dinyatakan sebagai 'sebuah lobang yang mati tenggelam' sebagai akibat sampah dan limbah kimia dalam musim panas tahun 1969
Para aktivis kampus, yang pada saat itu sedang berada di puncak kampanye anti perang, dengan antusias bersatu untuk mencari dan meneliti keterkaitan antara lembaga-lembaga yang mendukung campur tangan militer pada satu pihak dan polusi bahan kimiawi di pihak lain.
Efek
Tentang fenomena gerakan sosial baru ini Kirkpatrick Sale mencatat bahwa jarang sekali ada suatu gerakan yang dalam tempo sesingkat itu memperoleh dukungan luas masyarakat, dan menjadi bagian menentukan dalam kampanye politik sampai agenda rapat legislatif atau memberikan dampak regulatoris dan legislatif yang luar biasa, menghasilkan sedemikian banyak organisasi aktif atau menjadi terpatri dalam suatu kebudayaan ; benar-benar Revolusi Hijau. Namun demikian sebagai catatan setelah periode 60-70-an gerakan lingkungan hidup mendapatkan perlawanan keras dari Presiden Reagan sebagai dedengkot neo-liberalisme.
Dukungan yang ditanam di tahun 60-70 an telah menemukan panenan yang luar biasa. Menurut sebuah Survey 1990 menunjukkan : 74% responden menganggap perlindungan lingkungan adalah mutlak sehingga standar ambang batas tidak boleh ditentukan terlalu longgar (1981 baru 45% persen yang menyatakan demikian) Survey lain menunjukkan bahwa 76% rakyat Amerika menyatakan sebagai pemerhati lingkungan hidup dan lebih dari separuhnya telah menyumbang untuk organisasi lingkungan hidup. Serta 80% rakyat AS mendukung tujuan organisasi lingkungan.
Selain itu Resources Guide to Environmental Organizations menyebutkan 14 juta orang (satu banding tujuh orang dewasa) di Amerika menjadi anggota organisasi lingkungan hidup dibandingkan pada awal 70-an baru mencapai sekitar 300.000 orang. Sedangkan organisasi lingkungan bertumbuh dari beberapa ratus pada awal tahun 70 menjadi 3000 organisasi diakhir tahun 70an
Lepas dari keberhasilan itu pada akhir bukunya Kirkpatrick Sale melontarkan kritik terhadap gerakan lingkungan hidup di AS. Ia mengatakan selain perselisihan dan pertentangan di kalangan sendiri, gerakan lingkungan masih harus mencari cara untuk mempengaruhi inti kepuasan publik Amerika, atau menghindari pemberian tugas yang cuma berada pada tepi-tepi kehidupan politik, sehingga gerakan lingkungan itu sendiri diremehkan, atau bahkan ditekan. Dan semakin gerakan lingkungan itu mempertanyakan nilai-nilai utama dari sistem Amerika dibalik krisis-krisis lingkungan (liberalisme, kapitalisme catatan saya) itu atau mempertanyakan peradaban, diatas mana gerakan lingkungan itu berada, maka gerakan itu akan semakin mendapatkan perlawanan, kalau bukan untuk jangka panjang pasti dalam jangka pendek.
Baca pula SERANG DI TEMPAT YANG MEMATIKAN Strategi-Taktik Untuk Gerakan Lingkungan Hidup Radikal
KERANGKA TEORI SEDERHANA TTG GERAKAN SOSIAL
Jika kami bunga
engkau adalah tembok
tapi di tubuh tembok itu
telah kami sebar biji-biji
suatu saat kami akan tumbuh bersama
dengan kayakinan : engkau akan hancur!
(Wiji Thukul : Tembok dan Bunga)
Perang gerilya tidak dapat secara sendiri membawa kemenangan terakhir, perang gerilya hanyalah untuk memeras darah musuh. Kemenangan terakhir hanyalah dapat dengan tentara yang teratur dalam perang yang biasa, karena hanya tentara demikianlah yang dapat melakukan offensif dan hanya ofensiflah yang dapat menaklukan musuh. (AH Nasution)
Indikasi awal untuk menangkap gejala gerakan sosial menurut John Lofland (Protes; Insist Press 2003) adalah dengan mengenali terjadinya perubahan-perubahan pada semua elemen arena publik dan ditandai oleh kualitas "aliran" atau "gelombang". Dalam prakteknya suatu gerakan sosial dapat diketahui terutama lewat banyak organisasi baru yang terbentuk, bertambahnya jumlah anggota pada suatu organisasi gerakan dan semakin banyaknya aksi kekerasan atau protes terencana dan tak terencana.
Selain itu menurut Lofland dua aspek empiris gelombang yang perlu diperhatikan adalah, pertama, aliran tersebut cenderung berumur pendek antara lima sampai delapan tahun. Jika telah melewati kurun waktu itu gerakan akan melemah dan meskipun masih ada akan tetapi gerakan telah mengalami proses 'cooled down'. Kedua, banyak organisasi kekerasan atau protes yang berubah menjadi gerakan sosial atau setidaknya bagian dari gerakan-gerakan yang disebut diatas. Organisasi-organisasi ini selalu
berupaya menciptakan gerakan sosial - atau jika organisasinya memiliki teori operasi yang berbeda maka mereka akan dengan sabar menunggu pergeseran struktur makro yang akan terjadi (misalnya krisis kapitalisme) atau pertarungan yang akan terjadi antara yang baik dan jahat, atau kedua hal tersebut, serta menunggu kegagalan fungsi lembaga sentral. Kala itulah gerakan itu bisa dikenali sebagai gerakan pinggiran, gerakan awal dan embrio gerakan.
Lebih lanjut dapat dirumuskan bahwa sebuah gerakan sosial terdiri dari
1. Lahirnya kekerasan atau protes baru dengan semangat muda yang dibentuk secara independen
2. Bertambahnya jumlah (dan peserta) aksi kekerasan dan/atau protes terencana dan tak terencana (terutama kumpulan) secara cepat
3. Kebangkitan opini massa
4. Semua yang ditujukan kepada oknum lembaga sentral
5. Sebagai bentuk usaha untuk melahirkan perubahan pada struktur dari lembaga-lembaga sentral.
Gelombang dan aliran ini analoginya dapat di temukan dalam salah satu petikan puisi Wiji Thukul Tembok dan Bunga pada awal tulisan ini. Gerakan pinggiran, gerakan awalan, embrio gerakan memulai dengan menebarkan biji-biji di tembok (lembaga sentral : pemerintah, militer, polisi atau dalam bentuk sistem-struktur sosial dominan). Hingga kemudian gerakan tersebut menemukan momentum bersama ketika biji-biji itu tumbuh bersama dan menghancurkan tembok tersebut.
Atau meminjam teori gerilyanya AH Nasution bahwa embrio gerakan adalah sekelompok gerilya yang bekerja secara 'hit and run' dengan tujuan memeras tenaga musuh bukan kemenangan yang hakekatnya bergerak dalam front tertutup, terbatas dan sporadis. Dimana kemenangan hanya dapat diraih ketika momentumnya tiba, ketika ofensif dilakukan secara terbuka oleh tentara reguler atau oleh perlawanan semesta rakyat dan tentara.
Selain itu 5 gejala gerakan sosial seperti disebutkan oleh Lofland, pemahaman tentang gerakan sosial dapat diturunkan lebih jauh kedalam tujuh pertanyaan pokok tentang Gerakan Sosial. Ke 7 pertanyaan pokok merupakan indikator yang praktis untuk menganalisis gerakan sosial sekaligus sebagai petunjuk praktis bagi pelaku gerakan sosial untuk 'merancang' atau paling tidak memicu gerakan sosial
1.Kepercayaan : hal-hal yang dianggap benar (ideologi, doktrin,pandangan, harapan, kerangka berpikir, wawasan, perspektif.)
- realitas apa yang mereka tuntut/pertentangkan
- siapa yang dianggap lawan dan siapa yang diteladani
- perubahan secara total atau parsial
- pada tingkatan individual atau 'supra individual' (politik, ekonomi,
budaya)
2. Organisasi : cara bagaimana orang-orang yang mempunyai 'pandangan' yang s
ama,
diatur/diarahkan untuk mencapai tujuan.
- bagaimana orang-orang diorganisir/cara-cara mengorganisir
- bagaimana proses pengambilan keputusan (sentralistik/desentralistik)
- adakah pembagian kerja di organisasi gerakan
- cara memelihara orang-orang tetap melaksanakan tugasnya
- cara-cara memperoleh dana dari gerakan
- organisasi bersifat sementara atau permanen
3. Sebab-sebab : variabel-variabel yang berpengaruh terhadap gerakan sosial
- bagaimana gerakan sosial dimulai/dibentuk
- kapan gerakan itu dibentuk
- mengapa gerakan itu muncul
Secara teoritik ada 17 variabel yang berpengaruh, yaitu:
a. perubahan dan ketimpangan sosial
b. kesempatan politik
c. campurtangan negara terhadapkehidupan warga
d. kemakmuran (yang menimbulkan deprivasi ekonomi)
e. konsentrasi geografis
f. identitas kolektif
g. solidaritas antar kelompok
h. krisis kekuasaan
i. melemahnya kontrol kelompok yang dominan
j. pemfokusan krisis
k. sinergi gelombang warga negara (penduduk)
l. adanya pemimpin
m. jaringan komunikasi
n. integrasi jaringan di antara para pembentuk potensial
o. adanya situasi yang memudahkan para pembentuk potensial
p. kemampuan mempersatukan
4. Keikutsertaan : keanggotaan dalam arti yang paling lemah sampai yang paling kuat
- mengapa orang ikut dalam gerakan
- sampai seberapa jauh keterlibatnanya dalam organisasi
- siapa yang menjadi pendukung gerakan
- bagaimana mensosialisasikan gerakan kepada pengikutnya
5. Strategi : cara atau metode untuk melakukan sesuatu dalam rangka mencapai tujuan
- usaha-usaha apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan gerakan
- apada tujuan utama dari setiap strategi yang digunakan
- dalam mencapai tujuan itu, lebih menekankan pada perubahan
institusi-institusi sosial (societal manipulation) ataukah dengan mengubah
hati dan pemikiran orang-orang (personal transformation)
- strategi yang digunakan bersifat terbuka atau tertutup, terang-terangan
atau tersembunyi
- menggunakan strategi penyerangan frontal atau pengikisan
- 'pendirian' mereka dinayatakan secara halus (polite), melalui aksi protes
atau kekerasan
- mekanisme taktik yang digunakan terhadap kelompok sasaran : persuasi,
negosiasi atau paksaan
6. Efek : tanggapan atau reaksi kalangan luar terhadap gerakan sosial
- reaksi penguasa
- reaksi elit
- reaksi media
- reaksi sesama gerakan sosial
((Dr. Ngadisah, MA; Konflik Pembangunan dan Gerakan Sosial Politik di Papua,
Pustaka Raja 2003)
silahkan baca posting terkait dibawah ini
Cukup Sudah! Stop Imperialisme Tambang di Indonesia (Bag 1)
Cukup Sudah! Stop Imperialisme Tambang di Indonesia (Bag 2)
Cukup Sudah! Stop Imperialisme Tambang di Indonesia (Bag 3)
Seri Buyat dan Refleksi Gerakan LH (1)
Seri Buyat dan Refleksi Gerakan LH (2)
Seri Buyat dan Refleksi Gerakan LH (3)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Koleksi Galeri Rupa Kerja Pembebasan
E-Book Bumi, Air dan Kekayaan Alam Dikuasi Siapa?
Setengah Abad UUPA 1960: Tahun Emas Perjuangan Rakyat Tani; Laksanakan Pembaruan Agraria Sejati
E-Book : Matahari Baru di Setiap Hari Baru
untuk (mengeja keteladanan) MUNIR, WIJI THUKUL, MARSINAH dan semua sahabat rakyat itu (jadi doa)
E-Book : Aksi Diam Kamisan di Depan Istana Negara
E-Book : Songsong Proklamasi Kebangkitan Rakyat Indonesia
E-Book : Jelang Detik-detik Proklamasi – Ilalang dan Jerami Kering di Pekarangan Istana Buto
E-Book : Everyday is Earth Day! Lawan Keserakahan Untuk Masa Depan Anak-Cucu Kita
E-Book : Rumput-rumput Paku pada Wajah Bapak Ibu Tani
E-Book : Palu Besi atau Paku-paku Besi di Tubuh Kaum Buruh
E-Book : Panen Raya (milik sendiri) di Kampung Adat
E-Book Bumi, Air dan Kekayaan Alam Dikuasi Siapa?
Setengah Abad UUPA 1960: Tahun Emas Perjuangan Rakyat Tani; Laksanakan Pembaruan Agraria Sejati
E-Book : Matahari Baru di Setiap Hari Baru
untuk (mengeja keteladanan) MUNIR, WIJI THUKUL, MARSINAH dan semua sahabat rakyat itu (jadi doa)
E-Book : Aksi Diam Kamisan di Depan Istana Negara
E-Book : Songsong Proklamasi Kebangkitan Rakyat Indonesia
E-Book : Jelang Detik-detik Proklamasi – Ilalang dan Jerami Kering di Pekarangan Istana Buto
E-Book : Everyday is Earth Day! Lawan Keserakahan Untuk Masa Depan Anak-Cucu Kita
E-Book : Rumput-rumput Paku pada Wajah Bapak Ibu Tani
E-Book : Palu Besi atau Paku-paku Besi di Tubuh Kaum Buruh
E-Book : Panen Raya (milik sendiri) di Kampung Adat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar