RECLAIM the CITY

RECLAIM the CITY
20 DETIK SAJA SOBAT! Mohon dukungan waktu anda untuk mengunjungi page ini & menjempolinya. Dengan demikian anda tlh turut menyebarkan kampanye 1000 karya rupa selama setahun u. memajukan demokrasi, HAM, keadilan melalui page ini. Anda pun dpt men-tag, men-share, merekomendasikan page ini kepada kawan anda. salam pembebasan silah klik Galeri Rupa Lentera di Atas Bukit (kerja.pembebasan)

Sabtu, 29 Maret 2008

Kendari Berdarah : Hentikan Kekerasan dan Premanisme Aparat Negara

PERNYATAAN SIKAP BERSAMA

Terhadap Aksi Kekerasan dan Premanisme yang Dilakukan
oleh Aparat Kepolisian kepada Gerakan Pro Demokrasi
dan HAM di Kendari – Sultra, 26-27 Maret 2008

Sarekat Hijau Indonesia (SHI), Wahana Lingkungan Hidup
Indonesia (WALHI), Komisi untuk Orang Hilang dan
Korban Tindak Kekerasan (KontraS),
Solidaritas Perempuan (SP), UPLINK, HRWG


Tindakan repressif, kembali diperlihatkan oleh aparat
Kepolisian, didalam menghadapi aksi yang dilakukan
oleh kelompok pro demokrasi di Indonesia. Pada tanggal
27 Maret 2008, aparat kepolisian dari Polresta
Kendari melakukan tindakan brutal kepada mahasiswa,
yang melakukan unjuk rasa mengecam tindakan premanisme
yang dilakukan oleh Walikota Kendari terhadap Pedagang
Kaki Lima, Petani, Nelayan, Buruh, Miskin Kota dan
Aktifis pro Demokrasi dan HAM di Kendari yang
mengakibatkan sedikitnya 8 orang Mahasiswa ditangkap
di Mapolresta Kendari dan 30 orang mengalami luka-luka
dan dibawa ke RS.

Unjuk rasa yang dilakukan oleh mahasiswa di Kendari,
merupakan bentuk solidaritas terhadap terhadap
premanisme yang selalu dijadikan sebagai alat yang
paling ampuh bagi penguasa untuk membungkam suara
kritis yang disampaikan oleh rakyat, khususnya
pedagang kaki lima yang menjadi korban penggusuran
dari kebijakan pemerintah kota Kendari. Premanisme
yang dilakukan oleh Walikota Kendari dan Pemkot
Kendari terhadap Pedagang Kaki Lima, Petani, Nelayan,
Buruh, Miskin Kota dan Aktifis pro Demokrasi dan HAM
di Kendari pada tanggal 26 Maret 2007, mengakibatkan
sedikitnya 3 orang mengalami luka-luka.

Karenanya, kami mengecam tindakan kekerasan dan aksi
brutal yang dilakukan oleh aparat Kepolisian kota
Kendari dengan menembak, melakukan sweeping dan
menangkap mahasiswa, dan kami juga menyesalkan upaya
pembiaran aksi premanisme yang dilakukan oleh
Walikota Kendari terhadap aksi massa yang menentang
penggusuran terhadap pedagang kaki lima satu hari
sebelumnya. Upaya dengan sengaja melakukan pembiaran
terhadap pelanggaran hak asasi manusia (by ommission)
inilah yang kemudian menjadi pemicu dari marahnya
mahasiswa melihat aksi premanisme terus dipertontonkan
oleh pemerintah kota Kendari.

Kami menilai bahwa penanganan repressif terhadap
mahasiswa yang melakukan unjuk rasa, sebagai perbuatan
melawan hukum, penggunaan kekuasaan secara berlebihan
(excessive use of power) dan menciderai upaya
membangun gerakan pro demokrasi dan penegakan hak
asasi manusia di Indonesia sebagaimana yang terdapat
didalam Undang-Undang tentang Hak Asasi Manusia, baik
hak ekonomi, social dan budaya (ekosob), maupun hak
sipil dan politik (sipol).

Kami dari organisasi Pro Demokrasi dan Hak Asasi
Manusia menyatakan sikap sebagai berikut: Pertama,
Menolak praktek penggusuran terhadap masyarakat di
Sulawesi Tenggara dan dimanapun. Kedua, Meminta
Polisi, terutama dari Mabes Polri, segera melakukan
usaha penegakan hukum secara profesional dan tidak
berpihak terutama terhadap para preman dan polisi yang
melakukan penyerangan terhadap peserta Kongres SHI,
mahasiswa serta masyarakat. Selain itu kami meminta
Walikota, yang menggunakan Kekerasan dalam
kepemimpinan daerah, diberhentikan demi kelancaran
proses hukum oleh Kepolisian. Ketiga, kami juga
meminta agar Polisi setempat tetap harus hadir
ditengah masyarakat untuk menjaga keamanan agar
kekerasan tidak meluas dan berulang. Keempat, Kami
meminta Pemerintah Daerah Menanggung biaya semua
korban dan kerugian yang terjadi akibat praktek
kekerasan dalam 3 hari terakhir.

Jakarta, 28 Maret 2008

Kontak : Khalisah Khalid (SHI) 081311187498

Nomor Fax Penting untuk surat protes dan tekanan :
1.Gubernur Sultra Nur Alam, SE: 0401-391603
2.Kapolda Sultra Brigjend Djoko Satrio: 0401-390047
HP: 0811-401975
3.Kapolresta Kendari: 0401-396521
4.Walikota Kendari Ir. Asrun M.Eng: 0401-323593
5.Kapolri : Tlp (021) 7260306 fax (021) 7207277
6.Komnas HAM : Telp (021)3925230 fax (021) 3925227
7.Menkopolkam : telp (021) 3848453 fax (021) 3450918





Kronologi
Penyerangan Terhadap Peserta Deklarasi dan Konferensi
Wilayah
Ormas Sarekat Hijau Indonesia (SHI) Sulawesi Tenggara
di Kota Kendari

Aliansi Rakyat Tolak Penggusuran Kendari

Hari I:
Rabu, 26/3/2008
Jam 09.00-09.45
Sekitar 800 orang massa aksi peserta Deklarasi dan
Konfrensi Wilayah I Sarekat Hijau Indonesia (SHI)
berkumpul di lapangan Eks MTQ Kendari di Jalan
Balaikota (depan kantor Walikota Kendari dan DPRD
Propinsi Sultra). Massa berasal dari berbagai
kabupaten/kota se-Sulawesi Tenggara, di antaranya;
Kota Kendari, Kab. Konawe, Kab. Konawe Selatan, Kab.
Konawe Utara, Kab. Muna, dan Kab. Bombana. Terdiri
dari komunitas dan serikat-serikat rakyat dari elemen
gerakan perempuan, buruh, petani, kaum miskin
perkotaan, pedagang kaki lima (PKL), mahasiswa serta
LSM. Selain itu, undangan Deklarasi dari organisasi
nasional seperti: WALHI, KPA dan Pengurus Pusat SHI
(PP SHI) hadir bergabung dengan massa aksi.

09.45 – 10.00
Panitia memandu jalannya acara Deklarasi dengan
menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya kegiatan
Deklarasi Ormas SHI Sultra.

10.00-12.00
Dipandu oleh MC, pimpinan-pimpinan organisasi nasional
menyampaikan orasi dan pesan solidaritas terkait
dengan kegiatan Deklarasi. Orasi pertama disampaikan
oleh Usep Setiawan (Sekjend Konsorsium Pembaruan
Agraria). Orasi kedua oleh Charilsyah (Ketua Majelis
Perwakilan SHI). Selanjutnya, Andreas Iswinarto
(Sekjend Pimpinan Pusat SHI). Dan yang terakhir orasi
politik oleh Chalid Muhammad (Direktur Eksekutif
Nasional WALHI).

12.00-12.05
Panitia menyampaikan kepada massa aksi bahwa kegiatan
Deklarasi akan diakhiri dengan reli menuju kantor
Walikota Kendari. Tujuannya untuk menyampaikan
solidaritas kepada para PKL korban penggusuran oleh
Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari. Sebagai informasi,
sudah sekitar 2 minggu sebelum acara Deklarasi, Komite
Persiapan SHI (KP SHI) Sultra secara rutin menggelar
aksi-aksi massa bersama aliansi PKL dan gerakan
mahasiswa menentang penggusuran PKL di Kota Kendari.
Aksi ditujukan di kantor DPRD Kota Kendari maupun
kantor Walikota. Jarak lokasi dengan kantor Walikota
sekitar 500 meter.

12.05-12.20
Massa bersiap-siap mengatur barisan aksi reli.
Sementara mobil komando dan sound system disiapkan.
12.20-12.25
Massa star dari lokasi Deklarasi menuju jalan raya
Balai Kota.

12.25-12.40
Massa aksi tiba di depan pintu gerbang kantor
Walikota. Terjadi aksi dorong-dorongan dengan aparat
pegawai Pemkot Kendari yang menghalangi massa aksi
masuk ke halaman kantor Walikota. Situasi sedikit
memanas. Korlap aksi menenangkan massa aksi. Terlihat
sekitar 50-an orang kelompok preman yang selama ini
diidentifikasi menjadi massa bayaran oleh Walikota
Kendari untuk menghadapi aksi-aksi PKL bersama
mahasiswa dan gerakan sosial lainnya. Kelompok ini
bergabung menghalang-halangi massa aksi masuk dalam
gedung. Setelah negosiasi, akhirnya massa aksi
dipersilahkan masuk ke halaman kantor Walikota
Kendari.

12.40-12.50
Massa aksi tiba di depan pintu masuk utama kantor
Walikota. Korlap dan Wakorlap aksi menyampaikan orasi
dan pesan solidaritas terkait dengan kebijakan Pemkot
menggusur PKL Kota Kendari (khususnya di wilayah Pasar
Andonohu, Pasar Baru Wua-Wua, Pasar Sentral Kota,
Pasar Baruga, PKL Kadia, serta PKL di emperan-emperan
toko di sepanjang jalan utama kota)

12.50-13.00
Massa aksi meninggalkan halaman kantor Walikota.
Korlap aksi menyampaikan agar massa aksi tetap
berbaris secara damai saat keluar dari halaman kantor.
Massa mengikuti dengan tertib dan damai sembari terus
meneriakkan yel-yel: Rakyat Bersatu Tolak Penggusuran;
Bersama Bersatu Lawan Penindasan; Tanah untuk Rakyat;
Bersatu, Bersarikat, Berlawan Tolak Kekerasan.

13.00-13.15
Massa aksi keluar meninggalkan kantor Walikota dikawal
oleh sekitar 30-an aparat polisi berpakaian dinas
maupun anggota Intelkam Polresta Kendari. Tiba-tiba
salah satu peserta aksi yang berbaris dibagian
belakang, Sdr. Mastri Susilo Direktur Eksekutif LePMIL
Sultra (33) dipukul dan dikeroyok oleh sekitar 5 orang
dari kelompok preman. Selain itu, mereka juga
mengeroyok Sdr. Andreas Iswinarto, Sekjend PP SHI (42)
yang berada di depan Sdr. Mastri Susilo. Andreas
dipukul karena mencoba melerai dan menolong Sdr.
Mastri. Andreas dan Mastri mengalami luka-luka berupa
memar dan lebam dibagian wajah dan tubuh akibat
ditendang dan dipukul. Korban lainnya, Sari (13)
masyarakat petani dari kawasan Taman Hutan Rakyat
(Tahura) Murhum Kota Kendari, luka dibagian kepala
terkena lemparan batu. Akibat lemparan kepala korban
mengalami pendarahan.

13.15-13.35
Melihat Mastri dan Andreas dikeroyok, massa aksi
spontan berbalik arah dan membantu keduanya.
Sementara, sekitar seratusan pegawai dan preman
bayaran berhamburan keluar kantor Walikota. Mereka
membantu menyerang massa aksi dengan melempar batu ke
arah massa aksi. Batu ini diduga telah disiapkan
sebelumnya. Sebab, di lokasi tak ada batu seperti yang
digunakan para penyerang. Lalu para penyerang mengejar
massa aksi dengan menghunus senjata tajam (sajam)
berupa parang dan pisau (badik). Ada sekitar 15 orang
yang terlihat memegang senjata tajam. Karena dilempar
batu dan dikejar dengan menggunakan sajam, massa aksi
berlarian menuju lapangan Eks MTQ. Para penyerang
terus mengejar massa aksi. Peserta aksi yang mayoritas
ibu-ibu dan mahasiswi banyak yang terjatuh dan
terinjak-injak para penyerang. Terdengar tembakan yang
dikeluarkan oleh puluhan anggota polisi di tengah
penyerangan. Korban lainnya, Sdr. Alimuddin Direktur
Eksekutif SWAMI Muna (38) juga dikeroyok oleh sekitar
10 orang penyerang. 1 orang yang teridentifikasi
adalah Kepala Dinas Kebersihan Pemkot Kendari, Sdr.
Agus Salim. Alimuddin dianiaya hingga terjatuh di
aspal. Penyerang terus mengejar massa aksi hingga di
lapangan Eks MTQ.

13.35-14.00
Massa aksi kembali merapikan barisan di lapangan Eks
MTQ. Tim evakuasi aksi membawa para korban yang
dikeroyok maupun yang terinjak-injak ke Rumah Sakit
KOREM Wirabuana Kendari yang berjarak 500 meter dari
lapangan Eks MTQ.

14.00-14.20
Delegasi massa aksi terdiri dari wakil-wakil setiap
organ peserta Deklarasi yang berjumlah 10 orang
kembali mendatangi kantor Walikota untuk memprotes
tindakan kekerasan, serta menanyakan kawan-kawan
peserta aksi yang masih terkurung dalam area kantor
Walikota. Di belakang delegasi, menyusul barisan massa
mahasiswa dari Fakultas Teknik Universitas Haluoleo
(Unhalu) Kendari. Jumlahnya sekitar 50-an orang. Massa
mahasiswa dan delegasi kembali bersitegang dengan
aparat polisi, pegawai Pemkot, dan petugas Polisi
Pamong Praja (Pol PP) Kota Kendari yang menghadang
massa aksi di depan gerbang kantor Walikota. Terjadi
aksi saling dorong antara massa mahasiswa dan aparat
polisi, pegawai Pemkot dan Pol PP. Mahasiswa
menyampaikan protes keras, sebab banyak kawan-kawan
mahasiswa dan peserta Deklarasi yang terkena lemparan
batu dan pukulan hingga masuk Rumah Sakit.

14.20-14.40
Pimpinan-pimpinan massa aksi melakukan konfrensi pers
bersama mengecam keras atas tindakan penyerangan dan
penyerbuan. Selain menyerukan agar supaya massa tetap
solid dan tidak terpengaruh dengan aksi penyerangan.

14.40-15.00
Massa aksi meninggalkan arena Deklarasi. Peserta dari
luar Kota Kendari kembali ke daerah masing-masing.
Sementara sekitar 200 peserta Konfrensi Wilayah I SHI
Sultra menuju arena Konfrensi di Gedung LPMP Kota
Kendari.

22.00-23.00
Hasil rapat bersama elemen-elemen gerakan mahasiswa
Kendari bersepakat untuk menggelar aksi damai pada
hari Kamis (27/3) sebagai bentuk protes atas tindakan
penyerangan.




Hari II:
Kamis, 28/3/2008
09.00-09.30
Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Haluoelo
(Unhalu) berkumpul di Kampus Lama Kemaraya Kendari.
Jumlahnya sekitar 100 orang. Massa menuju lapangan Eks
MTQ Kendari.

09.30-10.00
Sekitar 400-an mahasiswa dari berbagai Fakultas di
Unhalu berkumpul di depan Gerbang Kampus Baru Unhalu
di Jalan HEA. Mokodompit, Kambu Kota Kendari. Mereka
lalu longmarch menuju lapangan Eks MTQ di Jalan
Balaikota. Bergabung dengan massa mahasiswa Fakultas
Teknik.

10.00-10.10
Mahasiwa melakukan diskusi singkat dan pengarahan
terkait rencana strategi aksi.

10.10-10.25
Massa mahasiswa melakukan longmarch menuju kantor
Walikota. Jaraknya sekitar 500 meter dari lapangan Eks
MTQ Kendari.

10.25-10.35
Massa mahasiswa di depan pintu gerbang kantor Walikota
saat hendak masuk. Massa dihalangi oleh aparat polisi
dari Polresta Kendari. Jumlah aparat sekitar 30 orang.
Terlihat sejumlah aparat polisi dari Intelkam Polresta
Kendari. Jumlahnya sekitar 15 orang berada di sekitar
massa mahasiswa.

10.35-10.45
Di depan pintu gerbang terjadi negoisasi antara
pimpinan-pimpinan mahasiswa dengan Kasat Intelkam
Polresta, AKP Bambang. Mahasiswa meminta dipertemukan
untuk dialog dengan Walikota Kendari. Kasat Intelkam
setuju. Massa mahasiswa mempersiapkan diri.

10.45-10.50
Saat massa mahasiswa hendak masuk ke dalam halaman
kantor Waalikota untuk dialog, tiba-tiba ada provokasi
terhadap massa aksi berupa lemparan batu oleh orang
tak kenal kearah aparat polisi yang berjaga di depan
pintu gerbang. Provokasi ini menyebabkan aparat polisi
mulai melakukan pemukulan terhadap massa mahasiswa
yang berada di baris terdepan. Massa mahasiswa mundur
dan bertahan dengan alat-alat perlengkapan aksi yang
dibawa (tiang bendera dan spanduk).

10.50-12.30
Aparat polisi mengejar massa mahasiswa dan terus
memukul dengan menggunakan tongkat. Mahasiswa
berlarian mundur sembari tetap merapikan barisan aksi
di depan kantor Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sultra
yang berjarak sekitar 350 meter dari pintu gerbang
kantor Walikota. Polisi melepaskan gas air mata serta
tembakan ke udara berkali-kali untuk membubarkan massa
mahasiswa. Polisi terus mengejar massa mahasiswa.
Mahasiswa mundur hingga ke belakang lapangan Eks MTQ.
Beberapa mahasiswa yang berlarian di sekitar kantor
Walikota (terlepas dari massa aksi) dipukuli oleh
pegawai Pemkot Kendari. 7 orang mahasiswa ditangkap
dalam pengejaran ini lalu di tahan di Mapolsekta
Mandonga. Beberapa saat kemudian ketujuh mahasiswa di
pindahkan di Mapolresta Kendari. Kedelapan mahasiswa
tersebut adalah:

1. Aswan (20) Fakultas Hukum angkatan 2007
2. Radjab (23) FISIPOL angkatan 2002
3. Oko (21) Fakultas Teknik angkatan 2007
4. Irwan (23) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
angkatan 2004
5. Larompo Awal (23) FISIPOL angkatan 2004
6. Lafirman (21) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
angkatan 2006
7. Al Abzhar (27) Fakultas Pertanian angkatan 1999
8. Kubais (24) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
angkatan 2001

Rata-rata kedelapan mahasiswa mengalami penganiayaan
saat ditangkap. Pada bagian wajah lebam dan berdarah.
Sementara di bagian dada dan punggung terdapat
bekas-bekas pukulan dan tendangan. Khusus korban Al
Abzhar, mengalami bocor di bagian kepala dan memar di
sekujur tubuh. Dia dirawat di Poliklinik Polresta
Kendari.

12.30-13.00
Massa mahasiswa yang kocar-kacir dikejar aparat polisi
dan pegawai Pemkot lalu naik menumpang truk dan
angkutan umum yang lewat di belakang lapangan Eks MTQ,
Jalan Supu Yusuf. Di kampus mahasiswa melakukan
konsolidasi kembali.

13.00-14.00
Ratusan mahasiswa melakukan orasi-orasi dan
penggalangan solidaritas atas aksi represif aparat
polisi dan pegawai Pemkot Kendari sebelumnya. Aksi
dipusatkan di depan gerbang I Kampus Baru Unhalu.

14.00-14.15
Sebagian massa mahasiswa masuk ke dalam kampus dan
berkumpul di halaman gedung Rektorat yang digunakan
sebagai Posko informasi bersama.

14.15-14.30
Sekitar 20-an anggota Buru Sergap (Buser) Polresta
Kendari masuk ke dalam kampus dan langsung menyerang
mahasiswa yang terkonsentrasi di gedung Rektorat.
Mereka membawa senjata tajam (sajam) berupa parang dan
pisau (badik); benda tumpul linggis dan balok kayu;
serta membawa senjata api (senpi) jenis pistol colt.
Berkali-kali mereka menembak mahasiswa yang membuat
banyak mahasiswa kaget dan berhamburan menyelamatkan
diri. Pasukan BUSER menguasai gedung Rektorat. Saat
kejadian Rektor Unhalu, Prof. Mahmud Hamundu, MSc
tidak berada ditempat.

14.30-16.15
Mahasiswa yang hendak menuju gedung Rektorat yang
umumnya tidak terkait dengan aksi di kantor Walikota,
serta yang mau mengurus kebutuhan akademik dikejar dan
dipukuli oleh BUSER. Banyak yang luka-luka. Melihat
kondisi itu, puluhan mahasiswa berusaha mengambil alih
kembali gedung Rektorat. Terjadi aksi saling melempar
antara BUSER dan mahasiswa. Terdengar berkali-kali
suara tembakan yang dilepaskan ke atas dan kearah
kerumunan mahasiswa. Satu orang mahasiswa dari
Fakultas Ekonomi Unhalu (nama belum diketahui) terkena
tembakan peluru tajam pada bagian paha atas. Korban
dilarikan ke RSUD Propinsi Sultra oleh mahasiswa.
Mengetahui ada mahasiswa tertembak, BUSER meninggalkan
gedung Rektorat menuju pintu I kampus.

16.15-16.45
Mahasiswa berhasil menguasai gedung Rektorat.

16.45-17.40
Datang aparat polisi gabungan dari Satuan Pengendali
Massa (Dalmas); BRIMOB dan BUSER serta Intelkam.
Mereka menggunakan 3 unit truk Dalmas, 2 unit mobil
patroli pickup; 2 unit mobil patroli jenis Kijang; 20
unit motor patroli jenis trail; serta 1 unit mobil
watercanon. Mereka langsung masuk mengepung dan
melakukan teror di dalam kampus. Di dalam kampus,
aparat gabungan ini melakukan tindakan kekerasan
berupa:
1. Memukul siapa saja mahasiswa dan staf Rektorat yang
ditemui berada di sekitar gedung Rektorat.
2. Menghancurkan kaca-kaca di gedung Rektorat
3. Merusak kendaraan motor dan mobil mahasiswa maupun
staf Rektorat yang diparkir di halaman gedung Rektorat
4. Melepaskan tembakan berkali-kali

Tindakan di atas membuat mahasiswa yang berada di
dalam kampus, khususnya yang berada di gedung Rektorat
menjadi panik dan berhamburan menyelamatkan diri.
Setidaknya 30-an mahasiswa mengalami luka serius
(kepala bocor, wajah bengkak dan lebam), serta luka
ringan. Salah satu korban yang mengalami luka serius,
Zuhdi Mulkian Presiden Mahasiswa Unhalu.

Adapun nama-nama korban yang teridentifikasi hingga
hari Jumat (28/3) pukul 03.00 Wita yaitu:
1. Herman (26) Fakulltas Ekonomi angkatan 2000
2. Muhammad Fahri (22) Fakultas Teknik angkatan 2003
3. La Sara La Indi (23) Fakultas Teknik angkatan 2006
4. Wahid (26) Fakultas Ekonomi angkatan 2000
5. Hairil (19) AMIK Yapennas angkatan 2006
6. Ali (19) Fakultas Teknik angkatan 2007
7. M. As’ad (20) Fakultas Teknik angkatan 2007

Dan lain-lain yang masih tersebar di beberapa Rumah
Sakit yang ada di Kota Kendari di antaranya RSUD.
Propinsi SULTRA, RS. Bhayangkara, RS. Korem, dan RS.
Prayoga.

17.40-18.00
Aparat gabungan bergerak meninggalkan kampus. Di depan
kampus mereka melakukan sweeping dan pemukulan pada
siapa saja mahasiswa yang ditemui.

18.00-24.00
Suasana masih sangat mencekam. Aparat melakukan
sweeping dan pencarian terhadap beberapa pimpinan
lembaga kemahasiswaan yang dianggap terlibat aksi di
depan Kantor Walikota pada siang hari tadi (selesai).


Lembaga yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Tolak
Penggusuran Kendari:
WALHI Sultra, FITRA SIJAR Sultra, LEPMIL, HMI
Perjuangan Cab.Kendari, SULUH Indonesia, UPLINK, KPI,
ALPEN, LMND, YPSHK, KBM-UNHALU, KOMDES, SRMK, SHI
SULTRA, JKPPR, FMPR, SUWAKA, Yasinta

Kontak:
1. L.M. Taslim Zuhri : 081398222338;Email:
shisultra@gmail.com
2. Arief Rahman : 0816247756;Email:
sultra@walhi.or.id

Tidak ada komentar: