Mimpi Orkestrasi Pergerakan yang Apik, Mimpi Indonesia Baru.......( bag 7)
Kawan-kawan putaran refleksi di kalangan gerakan
sosial atau pro-dem dan juga studi aksi partisipatori
yang dilakukan oleh Demos, serta pembaruan/pembetulan
gerakan yang telah dirintis oleh kita semua, telah
meletakkan fondasi dan landasan yang tepat dan maju
untuk perubahan di dalam pergerakan kita yang pada
akhirnya akan memberi impak transformasi masyarakat
yang berarti.
Inilah momentumnya, detik ini juga. Jangan tertinggal
lagi dan terus berada di tepi-tepi atau pinggiran
perubahan sosial!!!
Meminjam Marcos ”Tiap orang sedang bermimpi di negeri
ini. Kini saatnya bangun..... Inilah badainya. Dari
pertarungan dua arus angin ini badai akan terlahir,
saat kedatangannya sudah menjelang. Kini angin dari
atas sedang berkuasa, dan angin dari bawah sedang
berhembus.... Inilah ramalannya. Saat badai mereda,
saat hujan dan api sekali lagi menyingkir pergi dari
negeri yang damai ini, dunia tak bakal lagi berupa
dunia namun sesuatu yang lebih baik.”
Tinggal lagi sebenarnya bagaimana kita mampu
mengoptimalkan potensi dan kekuatan kita, bagaimana
kita mampu membangun sinergi, bagaimana kita mampu
melahirkan potensi kepemimpinan kita, melejitkan
imaginasi kita dan tentunya bagaimana membangun daya
tahan gerakan dan kesabaran yang revolusioner.
Salah satu yang terpenting bagi saya adalah bagaimana
menciptakan iklim dan budaya organisasi/ pergerakan
yang memberi ruang semua komponennya melepaskan
ledakan energi positifnya dan energi
imajinatif/inovatifnya, potensi diri dan organisasi.
Untuk itu mulailah dengan kearifan Walt Disney
”Satu-satunya harapan saya adalah kita tidak pernah
melupakan satu hal..... bahwa semua ini dimulai dari
seekor tikus.” Catatan pentingnya adalah mulailah
sesuatu dari hal kecil, mulailah dari dirimu sendiri.
Dibawah ini ada kata-kata bijak yang barangkali bisa
kita renungkan pula (diambil dari A de Mello)
Mengubah Dunia Dengan Mengubah Diriku
Sufi Bayazid bercerita tentang dirinya seperti berikut
ini :
‘Waktu masih muda, aku ini revolusioner
dan aku selalu berdoa :
Tuhan, berilah aku kekuatan untuk mengubah dunia!’
‘Ketika aku sudah separuh baya
dan sadar bahwa setengah hidupku sudah
lewat tanpa mampu mengubah satu orang pun,
aku mengubah doaku menjadi :
’Tuhan, berilah aku rahmat untuk mengubah
semua orang yang berhubungan denganku:
keluarga dan kawan-kawanku, dan aku akan merasa puas
‘Sekarang ketika aku sudah menjadi tua
dan saat kematianku semakin dekat,
aku mulai melihat betapa bodohnya aku.
Doaku satu-satunya sekarang adalah
‘Tuhan, berilah aku rahmat
untuk mengubah diriku sendiri.’
Seandainya sejak semula aku berdoa begitu,
maka Aku tidak begitu menyia-nyiakan hidupku.”
Namun demikian persoalannya bukanlah mana yang lebih
dulu telor atau ayam. Tetapi ini adalah tindakan yang
pararel, merubah diri kita dan merubah dunia. Dimana
hukum utamanya nya adalah anda tidak bisa memberikan
apa yang tidak atau belum anda miliki.
Apa yang dilakukan oleh Disney sebenarnya adalah
tindakan yang revolusioner. Kita tahu bagaimana tikus
yang selama ini kita benci, kita anggap sumber
penyakit, kotor, gelap oleh Disney diubah jadi Mickey
Mouse yang begitu dicintai oleh anak-anak bahkan orang
dewasa. Mickey yang baik hati, lembut, optimis, lucu
dan lugu.
Lalu cermati lagi apa yang dibilang seorang teman
‘Inti dari pelajaran si kodok (semoga anda masih
ingat) ini menurutku bukan tuli atau tidak tuli,
tetapi lebih kepada apa yg ada dalam pikiran kita. Ada
yg pernah bilang "You are what you think you are".
Maka temukan hakekat sejati diri anda, hal-hal positif
dan kebaikan di dalam diri anda. Mulailah meninggalkan
kecenderungan atau dominasi berpikir defisit dan
negatif dalam berinteraksi dengan diri anda dan saat
anda menilai rekan seperjuangan anda, organisasi anda,
kaum miskin papa yang hendak kita bela. (silahkan di
tengok keajaiban berpikir positif di posting saya
persaudaraan para kodok)
Dibawah ini adalah 4 (empat) pertanyaan untuk
menyegarkan panggilan hidup dan idealisme anda, ini
juga jalan memulai perubahan di dalam diri anda dan
budaya organisasi dan pergerakan kita. Yang pada
akhirnya akan memicu lahirnya potensi terbaik diri
anda dan organisasi kita.
Ceritakan tentang masa-masa awal Anda bergabung dengan
dunia pergerakan dan dengan organisasi gerakan anda.
Apa kesan atau ketertarikan pertama anda yang paling
positif, kapan pertama anda bergabung dengan dunia
pergerakan dan bekerja atau berinteraksi dengan
organisasi anda? (1)
Ceritakan tentang pengalaman puncak atau titik
tertinggi yang pernah anda alami dalam interaksinya
dengan ’pergerakan’ dan organisasi anda (2)
Apa yang paling anda hargai dari diri anda, tim anda,
organisasi anda dan pergerakan secara keseluruhan. (3)
Jika anda memiliki tongkat ajaib dan boleh mengajukan
tiga permintaan yang akan dikabulkan untuk menjadikan
organisasi anda sebagai tempat kerja yang paling
hidup, paling bermanfaat dan paling menyenangkan, akan
seperti apakah hal itu? (4)
(adaptasi dari The Power of Appreciative Inquiry –
Diana Whitney&Amanda Trosten)
Tentunya proses ini akan lebih baik menjadi proses
belajar bersama. Ini menjadi sebuah cara untuk
meningkatkan interaksi sosial di dalam organisasi
kita, pergerakan kita, untuk mengenali rekan
seperjuangan sebagai seorang pribadi yang utuh dengan
segala potensi terbaiknya, dan juga untuk mulai
mengenali dan menemukan mimpi-mimpi bersama.
Inilah yang disebut proses Discovery di dalam siklus
4D Appreciative Inquiry (discovery, dream, design dan
destiny/delivery). Secara ringkas 4 D itu adalah
apresiasi “Apa yang Ada”, imajinasi “Apa yang
Mungkin”, menentukan “Apa yang Harus”, dan terakhir
menyusun “Apa yang Dapat”.
Apa itu sesungguhnya Appreciative Inquiry sebagai
sebuah corak pikir dan filsafat :
- Berpikir apresiatif adalah upaya menghargai apa yang
ada pada diri kita, mengambil hikmah dari setiap
kejadian yang kita lalui. Kita diajak untuk lebih
fokus pada apa yang terbaik dari manusia dan sistem
manusia, apa yang memberi nafas kehidupan.
- Prinsip Inquiry memandang manusia sebagai makhluk
yang selalu bertanya, mengubah manusia dewasa yang
menerima begitu saja segalanya menjadi ‘anak-anak’
yang penuh dengan pertanyaan. Manusia dewasa yang
menganggap tahu segalanya menjadi ‘anak-anak’ yang
terus menerus belajar. (barangkali ini juga rumus
untuk awet muda, hehehe)
- AI dapat diartikan seni dan praktik bertanya yang
memperkuat kapasitas manusia dan sistem manusia untuk
menciptakan masa depan yang penuh dengan harapan.
Secara lebih serius AI adalah sebuah metode yang
mentransformasikan kapasitas sistem manusia untuk
perubahan yang positif dengan memfokuskan pada
pengalaman positif dan masa depan yang penuh harapan.
- Atau seperti fusi antara hidrogen dan oksigen,
seperti fusi inti nuklir. Proses ini akan menyatukan
energi setiap orang, mengikat energi itu dan
mengubahnya menjadi daya dorong yang tidak
terbayangkan.
(ibid. Budi Setiawan Muhamad, M.Psi, kata pengantar
edisi Indonesia).
Menurut saya Appreciative Inquiry inilah jawaban untuk
meletakkan gairah perubahan di tubuh organisasi anda
dan dunia pergerakan pada umumnya menjadi
sungguh-sungguh bermakna.
Ujian terberat kawan-kawan adalah sejauh mana mampu
melakukan harmonisasi gairah perubahan ke arah stuktur
dan budaya organisasi dan pergerakan yang lebih apik,
berimbang, kokoh, progresif dan berhari depan.
Tantangannya : Mungkinkah kawan-kawan mendorong
Appreciate Inquiry sebagai cara pandang/filsafat/tools
bisa dikerjakan secara meluas di dalam organisasi dan
gerakan kita. Sebagai tawaran proses yang akan
menyatukan energi setiap orang, mengikat energi itu
dan mengubahnya menjadi daya dorong yang tidak
terbayangkan. Dari energi menjadi cahaya.
Saya yakin seyakin-yakinnya bila ini bisa dilakukan
maka organisasi kita/pergerakan kita akan memimpin di
depan dan menjadi gerakan yang ruaaarrrrrrrrrr biasa.
Mimpi Orkestrasi Gerakan Sosial yang Apik, Mimpi
Indonesia Baru............ kok terasa dekat ya
Dan inilah muara ocehan saya sebelumnya, Let’s Jazz
Together: Donal Bebek, Wiji Thukul, Subcomandante
Marcos , Titik Koma Zapatista, PRD dan Walt Disney;
Persaudaraan Para Kodok; Warna adalah Senjata serta
Lao Tzu, de mello dan Boneka Garam.
Sesederhana itu, bahkan mungkin nampak kurang heroik
dan tidak revolusioner.
Salam
Andreas Iswinarto
Tetaplah tersenyum
Untuk Seri 8 Artikel Mimpi Orkestrasi Pergerakan yang Apik, Mimpi Indonesia Baru…..
Silah klik dibawah ini
Let’s Jazz Together? (Bag 1)
Donal Bebek, Wiji Thukul, Subcomandante Marcos Titik Koma Zapatista, PRD dan Walt Disney (bag 2)
Keajaiban Persaudaraan Para Kodok (bag 3)
Mengapa tawa dan tangis, bisa lahirkan air mata.... (bag 4)
Lao Tzu, de Mello dan Boneka Garam..............(bag 5)
Senjata Adalah Warna. Lalu Warna Adalah Senjata Juakah? (Bag 6)
....bahwa Semua Ini Dimulai Dari Seekor Tikus (7)
Jalan Baru, Jalan Pembebasan (8)
Rabu, 09 Januari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Koleksi Galeri Rupa Kerja Pembebasan
E-Book Bumi, Air dan Kekayaan Alam Dikuasi Siapa?
Setengah Abad UUPA 1960: Tahun Emas Perjuangan Rakyat Tani; Laksanakan Pembaruan Agraria Sejati
E-Book : Matahari Baru di Setiap Hari Baru
untuk (mengeja keteladanan) MUNIR, WIJI THUKUL, MARSINAH dan semua sahabat rakyat itu (jadi doa)
E-Book : Aksi Diam Kamisan di Depan Istana Negara
E-Book : Songsong Proklamasi Kebangkitan Rakyat Indonesia
E-Book : Jelang Detik-detik Proklamasi – Ilalang dan Jerami Kering di Pekarangan Istana Buto
E-Book : Everyday is Earth Day! Lawan Keserakahan Untuk Masa Depan Anak-Cucu Kita
E-Book : Rumput-rumput Paku pada Wajah Bapak Ibu Tani
E-Book : Palu Besi atau Paku-paku Besi di Tubuh Kaum Buruh
E-Book : Panen Raya (milik sendiri) di Kampung Adat
E-Book Bumi, Air dan Kekayaan Alam Dikuasi Siapa?
Setengah Abad UUPA 1960: Tahun Emas Perjuangan Rakyat Tani; Laksanakan Pembaruan Agraria Sejati
E-Book : Matahari Baru di Setiap Hari Baru
untuk (mengeja keteladanan) MUNIR, WIJI THUKUL, MARSINAH dan semua sahabat rakyat itu (jadi doa)
E-Book : Aksi Diam Kamisan di Depan Istana Negara
E-Book : Songsong Proklamasi Kebangkitan Rakyat Indonesia
E-Book : Jelang Detik-detik Proklamasi – Ilalang dan Jerami Kering di Pekarangan Istana Buto
E-Book : Everyday is Earth Day! Lawan Keserakahan Untuk Masa Depan Anak-Cucu Kita
E-Book : Rumput-rumput Paku pada Wajah Bapak Ibu Tani
E-Book : Palu Besi atau Paku-paku Besi di Tubuh Kaum Buruh
E-Book : Panen Raya (milik sendiri) di Kampung Adat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar