RECLAIM the CITY

RECLAIM the CITY
20 DETIK SAJA SOBAT! Mohon dukungan waktu anda untuk mengunjungi page ini & menjempolinya. Dengan demikian anda tlh turut menyebarkan kampanye 1000 karya rupa selama setahun u. memajukan demokrasi, HAM, keadilan melalui page ini. Anda pun dpt men-tag, men-share, merekomendasikan page ini kepada kawan anda. salam pembebasan silah klik Galeri Rupa Lentera di Atas Bukit (kerja.pembebasan)

Kamis, 17 Januari 2008

Tolak PLTN! : Pilih Tinja atau PLTN

PLTN? Celoteh Emoh PLTN (2)

andreas iswinarto

Berulang kali diberitakan masasalah tinja manusia yang mencemari air tanah di wilayah DKI Jakarta. Di samping itu sejak lama tinja beserta limbah rumah tangga telah menimbulkan masalah polusi air sungai dan air tanah yang mengancam kesehatan masyarakat miskin yang menggantungkan sumber air untuk masak, mandi dan mencuci. Belum lagi aneka sampah yang menyumbat sungai-sungai dan saluran air serta bahaya banjir yang diakibatkannya.

Lepas dari itu sebenarnya kita dapat mengambil sikap bersahabat dengan tinja dan sampah tersebut. Daripada dinista dan dihindari ternyata limbah tersebut dapat diolah melalui sistim pengolahan sederhana untuk menghasilkan energi liStrik. Disamping limbah ini juga dapat digunakan sebagai pupuk alam.

Dalam soal tinja sebagai sumber enegeri terbukti bahwa Indonesia sangat kaya sumber energi ini, paling tidk ada tinja dari 200 juta penduduk . Menarik untuk menyajikan informasi yang dipaparkan Prof Ir Abdul kadir mengenai potensi tinja sebagai sumber energi biogas (energi : Sumber Daya, Inovasi Tenaga Listrik dan potensi Ekonomi UI Press 1995). Tinja 180 juta jiwa manusia Indonesia (tahun 1988) ternyata mengandung energi sebanyak 24.880 juta kcal sehari ( 1 kalori cal = 1,163x10 pangkat-6 kilowatt jam). Ditambah dengan tinja hewan ternak sapi, kerbau, kuda dll total mengandung energi sejumlah 142.389 juta kcal sehari.

Fakta ini hanyalah sebuah contoh ektrim mengenai berlimpah ruahnya energi biomassa yang kita miliki. Barangkali memang sumber energi kuning keemasan dan barbau ini dan pengolahannya lebih lanjut menjadi listrik tak dapat memenuhi kegenitan penggagas PLTN yang egonya akan terpuaskan menggpai ilusi kesejajaran dengan bangsa-bangsa maju dengan fisi nuklirnya. Walau dengan mega biaya ketergantungan dan lingkungan.

Tapi buat kaum ‘ecstacy fisi nuklir’ perlu direnungkan pula bahwa dimungkinkan untuk menggunakan teknologi super canggih tetapi menggunakan sumber energi yang paling primitive. Misalnya pembangkit listrik Vanarmo di Swedia mengubah energi (bio) kayu (hasil budi daya bukan tebang habis) ke dalam gas menggunakan pembakaran mesin jet mutakhir. Perlu diketahui pula (tanpa malu-malu) pada tahun 1980 8% tenaga listrik yang digunakan di Den Haag ternayata berasal dari sampah kota.

Ditengah gandrung “ecstasy fisi nuklir’ yang menyimpan potensi bahaya maha dasyat, agaknya lebih baik kita manfaatkan energi tinja dan sampah sebagai salah satu diversifikasi energi. Di samping menghasilkan listrik dan pupuk, membumi, mampu pula mengatasi masalah pencemaran di kota dan desa bukan malah mencemarinya.

andreas iswinarto

8 seri celoteh emoh pltn lainnya silah klik :

Resiko Nol Persen : PLTN atawa PLTS (1)

Energi Tinja vs Fisi Nuklir (2)

PLTN : Monumen Kediktatoran Teknologi (3)

PLTN adalah Kanker Keberlanjutan Kehidupan (4)

Rasionalitas (Irasionalitas) Iptek Nuklir (5).

PLTN dan Referendum Di Negara Utara (6)

PLTN dan Keprihatinan Eko-Feminis (7)

PLTN dan Beban Ekonomi Negara (8)

Tidak ada komentar: