Mimpi Orkestrasi Gerakan Sosial yang Apik, Mimpi Indonesia Baru........(bagian 5)
Berjalanlah bersama rakyat
Tinggal bersama mereka
Belajar dari mereka
Cintailah mereka
Mulailah dengan apa yang mereka ketahui
Membangunlah dari apa yang mereka miliki
Hanya dengan pemimpin-pemimpin yang terbaik
Ketika pekerjaan sudah selesai dan tujuan tercapai
Rakyat akan berkata
Kita telah melakukannya sendiri
(Lao Tzu)
Posting ini ditujukan untuk memberikan penghargaan dn
penghormatan yang meLANGIT kepada kawan-kawan yang
secara total turun ke BUMI, ke kampung-kampung kumuh,
desa-desa terpencil, dan dimanapun tempat rakyat telah
dimiskinkan dan ditindas. Para organiser akar rumput
yang telah meninggalkan ke ’AKU’annya, yang telah
melakukan bunuh diri kelas dengan meninggalkan segala
previlese dan peluang ’kesejahteraan-kemakmuran’
sebagai kelas menengah bahkan siap menerima resiko
kematian atas pemihakannya itu.
Secara khusus para organiser yang MATI terbunuh atau
meninggal karena beban pikiran, perasaan dan fisik
yang menggeroti kesehatannya akibat pilihan HIDUP nya
itu.
Sekaligus sebagai panggilan kepada diri saya dan anda
untuk terus tetap setia di jalan pembebasan, lebih
memperdalam solidaritas, lebih dekat membumi. dengan
rakyat dan menjadi sepenanggungan dan sependeritaan
dengan rakyat. Juga panggilan kepada siapapun untuk
bersatu di jalan pembebasan dan pemihakan kepada kaum
miskin dan papa.
Petikan-petikan perenungan dibawah ini saya ambil dari
sebuah buku spiritual, buku sufi ’Burung Berkicau”
yang ditulis oleh A de Mello (Cipta Loka Caraka 1988).
Penulis menyebutkan bahwa teks ini bisa digunakan
dengan 3 jalan. Pertama, bacalah satu kali. Cara
seperti ini cuma menghibur saja. Kedua, bacalah sebuah
cerita dua kali. Adakanlah refleksi dan terapkan
cerita itu pada kehidupan anda, maka anda akan
mencicipi teologi.
Ketiga, bacalah cerita itu sekali lagi setelah anda
melakukan refleksi. Ciptakan keheningan dalam hati
anda dan biarkan cerita itu menyampaikan makna dan
arti yang jauh mengatasi kata-kata dan refleksi.
Walau cerita-cerita ini oleh Mello di gunakan untuk
tujuan yang sangat spiritual tentang hubungan diri
kita dan Tuhan, tapi ternyata juga bisa digunakan
untuk merefleksikan hubungan antar manusia, kita (x)
dan rakyat yang miskin-papa. Bisa jadi ini
mensekulerkan ide de Mello, tetapi sebenarnya tidak.
Tetap ada dimensi spiritual yang menjiwainya. Namun
demikian dalam konteks membaca hubungan kita (x) dan
rakyat, bisa tetap sepenuhnya berdimensi spiritual,
keimanan, tetapi juga bisa dipandang sebagai bersifat
sekuler dengan melepaskan soal-soal keimanan dan
semata-mata berangkat dari ide humanisme yang sekuler.
Itu pilihan Anda.
Relasi kita(x) dan rakyat dalam cerita dibawah ini
muncul dalam bentuk metafora garam dan laut, sepasang
kekasih serta murid dan guru. Kemudian ditutup dengan
memberikan makna dan peneguhan atas kerja-kerja
pembebasan. Yang ini terutama ditujukan kepada
kawan-kawan yang melakukan kerja-kerja pembebasan
sebagai panggilan iman.
1. Boneka Garam
Sebuah boneka garam
berjalan beribu-ribu kilometer
menjelajahi daratan sampai akhirnya
ia tiba di tepi laut
Ia amat terpesona oleh pemandangan baru,
massa yang bergerak-gerak,
berbeda dengan segala sesuatu
yang pernah ia lihat sebelumnya
Siapakah kau?” tanya boneka garam kepada laut
Sambil tersenyum laut menjawab:
“Masuk dan lihatlah!”
Maka boneka garam itu menceburkan diri ke laut.
Semakin jauh masuk ke dalam laut,
ia semakin larut,
Sampai hanya tinggal segumpal kecil saja.
Sebelum gumpalan terakhir larut,
boneka itu berteriak bahagia:
“Sekarang aku tahu, siapakah aku!.
2. Siapakah Aku?
Seseorang yang sedang jatuh cinta
Mengetuk pintu rumah kekasihnya.
“Siapa?” tanya sang kekasih dari dalam,
“Aku,” kata orang itu.
“Pergi sajalah!
Rumah ini tidak akan muat
untuk kau dan aku”
Orang yang cintanya ditolak ini pergi ke padang gurun.
Disana ia merenung selama berbulan-bulan,
memikirkan kata-kata kekasihnya.
Akhirnya ia kembali mengetuk pintu rumah
kekasihnya lagi.
“Siapa yang mengetuk itu?”
“Engkau!”
Segera pintu dibukakan.
3. Menanggalkan Si “Aku”
Murid: Aku datang untuk mengabdimu
Guru : Seandainya engkau melepaskan si ‘aku’
pengabdian akan terjadi dengan sendirinya.
4. Tuhan Menjadi Makanan
Tuhan memutuskan untuk mengunjungi bumi.
Maka Ia mengutus malaikatNya
untuk menyelidiki keadaan lebih dahulu.
Malaikat kembali dengan laporan ini:
‘Mereka kebanyakan kekurangan makanan’ katanya,
‘dan kebanyakan juga menganggur.’
Tuhan berkata :
‘Nah, Aku ingin menjelma dalam bentuk makanan
bagi mereka yang kelaparan
dan pekerjaan bagi mereka yang menganggur.
Nb.
Mohon kesediaan anda untuk menyampaikan posting ini
kepada teman-teman organiser akar rumput yang anda
kenal.
Untuk Seri 8 Artikel Mimpi Orkestrasi Pergerakan yang Apik, Mimpi Indonesia Baru…..
Silah klik dibawah ini
Let’s Jazz Together? (Bag 1)
Donal Bebek, Wiji Thukul, Subcomandante Marcos Titik Koma Zapatista, PRD dan Walt Disney (bag 2)
Keajaiban Persaudaraan Para Kodok (bag 3)
Mengapa tawa dan tangis, bisa lahirkan air mata.... (bag 4)
Lao Tzu, de Mello dan Boneka Garam..............(bag 5)
Senjata Adalah Warna. Lalu Warna Adalah Senjata Juakah? (Bag 6)
....bahwa Semua Ini Dimulai Dari Seekor Tikus (7)
Jalan Baru, Jalan Pembebasan (8
Rabu, 09 Januari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Koleksi Galeri Rupa Kerja Pembebasan
E-Book Bumi, Air dan Kekayaan Alam Dikuasi Siapa?
Setengah Abad UUPA 1960: Tahun Emas Perjuangan Rakyat Tani; Laksanakan Pembaruan Agraria Sejati
E-Book : Matahari Baru di Setiap Hari Baru
untuk (mengeja keteladanan) MUNIR, WIJI THUKUL, MARSINAH dan semua sahabat rakyat itu (jadi doa)
E-Book : Aksi Diam Kamisan di Depan Istana Negara
E-Book : Songsong Proklamasi Kebangkitan Rakyat Indonesia
E-Book : Jelang Detik-detik Proklamasi – Ilalang dan Jerami Kering di Pekarangan Istana Buto
E-Book : Everyday is Earth Day! Lawan Keserakahan Untuk Masa Depan Anak-Cucu Kita
E-Book : Rumput-rumput Paku pada Wajah Bapak Ibu Tani
E-Book : Palu Besi atau Paku-paku Besi di Tubuh Kaum Buruh
E-Book : Panen Raya (milik sendiri) di Kampung Adat
E-Book Bumi, Air dan Kekayaan Alam Dikuasi Siapa?
Setengah Abad UUPA 1960: Tahun Emas Perjuangan Rakyat Tani; Laksanakan Pembaruan Agraria Sejati
E-Book : Matahari Baru di Setiap Hari Baru
untuk (mengeja keteladanan) MUNIR, WIJI THUKUL, MARSINAH dan semua sahabat rakyat itu (jadi doa)
E-Book : Aksi Diam Kamisan di Depan Istana Negara
E-Book : Songsong Proklamasi Kebangkitan Rakyat Indonesia
E-Book : Jelang Detik-detik Proklamasi – Ilalang dan Jerami Kering di Pekarangan Istana Buto
E-Book : Everyday is Earth Day! Lawan Keserakahan Untuk Masa Depan Anak-Cucu Kita
E-Book : Rumput-rumput Paku pada Wajah Bapak Ibu Tani
E-Book : Palu Besi atau Paku-paku Besi di Tubuh Kaum Buruh
E-Book : Panen Raya (milik sendiri) di Kampung Adat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar