RECLAIM the CITY

RECLAIM the CITY
20 DETIK SAJA SOBAT! Mohon dukungan waktu anda untuk mengunjungi page ini & menjempolinya. Dengan demikian anda tlh turut menyebarkan kampanye 1000 karya rupa selama setahun u. memajukan demokrasi, HAM, keadilan melalui page ini. Anda pun dpt men-tag, men-share, merekomendasikan page ini kepada kawan anda. salam pembebasan silah klik Galeri Rupa Lentera di Atas Bukit (kerja.pembebasan)

Jumat, 18 Januari 2008

Tolak PLTN! :Rasionalitas (Irasionalitas) Iptek Nuklir (Bom Atom-PLTN).

Tolak PLTN! :Rasionalitas (Irasionalitas) Iptek Nuklir (Bom Atom-PLTN).(5)

andreas iswinarto

Menurut Prof T Jacob, teknologi senjata nuklir aneh dan mengerikan, karena empunya memahami bahwa senjata tersebut tak dapat dipergunakan tetapi dikembangkan terus, sehingga manusia berada dalam proses memunahkan diri. Di samping itu betapa teknologi ini mengalihkan sumber daya yang semestinya dapat digunakan untuk menyejahterakan manusia (Teknologi Berperikemanusiaan, YOI 1996 h85)

Sungguh absurb ‘rasionalitas’ (irrasionalitas) manusia yang memilih opsi teknologi pembinasaan yang tidak saja potensial membunuh ratusan ribu penduduk Jepang (bom atom Hiroshima-nagasaki). Juga secara tak langsung menjadi penyebab kematian karena kelaparan jutaan penduduk Afrika dan penduduk dunia lainnya akibat disalokasi seumber daya dunia.

Tak heran Oppenheimer seorang bidannya ketika menyaksikan senjata nuklir digunakan menyetakan ‘ilmuwan telah berbuat dosa’. Lebih tak masuk akal lagi bom pembinasa itu diberi nama manis ‘Little Boy’ dan ‘Fatman”. Sehingg saya berangapan bahwa koalisi ilmuwan dan ‘penguasa’ telah bebuat dosa dan mengidap sakit secara kejiwaan.

Untuk mengkompensir sisi gelapa ini, nuklir coba dimanfaatkan untuk menghasilkan energi yang diberi topeng “Atom untuk Perdamaian”. Atom untuk perdamaian ini ternyata juga membunuh anak-anaknya sendiri di Chernobyl. Menurut Nicholas Lensenn (World Watch Institute) di samping korban meningal seketika beberapa perkiraan menduga antara 14000-475000 kematian karena kanker berasal dari Chernobyl. Walau harus diakui bahwa tidak ada orang yang akan pernah tahu dengan pasti (Jangan Biarkan Bumi Merana, YOI 1993 h101).

Baiklah asumsikan bahwa tidak akan ada lagi pengunaan bom atom dan kecelakaan reactor segawat Chernobyl, dengan berat hati kita akan sampai pula pada kesimpulan melekatnya irasionalitas dalam penerapan iptek nuklir.

Sebuah fakta PLTN berkapasitas 1000 MW pertahun operasinya menghasilkan substnsi radioaktif 50 trilyun kali ambang pajanan perorang pertahun menurut Komisi Internasional Perlindungan Radiologis (ICRP). Dapat disamakan dengan pajanan mematikan 10 miliar orang (Jinzaburi dalam Pembangunan PLTN : Demi Kemajuan Peradaban?, Infid-YOI 1996). Adapun di tahun 1990 kapasitas PLTN dunia tercatat sebesar 329.000 MW.

Di samping itu isotop radioaktif limbah nuklir menurut Nicholas Lenssen memiliki ‘waktu paruh’ (meluruhnya 50% radioaktif) antara sekejab hingga jutaan tahun. Contohnya waktu paruh isotop plutonium 239 adalah 24.400 tahun artinya berbahaya sampai ¼ juta tahun. Berarti kenikmatan beberapa generasi memberikan beban 12.000 generasi.

Sehingga hingga kini limbah nulir tak dapat dihancurkan dan ilmuwan tidak pula dapat membuktikan bahwa bila limbah itu dikuburkan sebagai cara penanganan yang umum tidak akan memasuki biosfer.

8 seri celoteh emoh pltn :

Resiko Nol Persen : PLTN atawa PLTS (1)

Energi Tinja vs Fisi Nuklir (2)

PLTN : Monumen Kediktatoran Teknologi (3)

PLTN adalah Kanker Keberlanjutan Kehidupan (4)

Rasionalitas (Irasionalitas) Iptek Nuklir (5).

PLTN dan Referendum Di Negara Utara (6)

PLTN dan Keprihatinan Eko-Feminis (7)

PLTN dan Beban Ekonomi Negara (8)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

:) PLTN intinya adalah reaktor. Di Serpong-PUSPIPTEK sudah ada, tinggal pasang generator saja. Suer... Kapasitas sama dengan HTR-10 Cina (sumber: wikipedia.org). Ternyata, semua isu PLTN sudah diatasi WNI selama puluhan tahun.