beberapa malam lalu bulan mengada setengah hati
esoknya setengah hati kurang sedikit
tunggu saat bulan sawah jadi sabit, lalu padam
apakah ini tentang kepenuhan hati yang berkurang?
sesungguhnya tidak
seperti hati kita sering dibiarkan berdebu
bulan tetap dengan kepenuhan hatinya
kita biarkan hati kita berdebu
sehingga pudarkan cahaya hati bulan
Hikayat Bulan
1.
hikayat bulan adalah hikayat yang mengalir
dalam arus waktu yang perlahan, tenang dan teduh
seperti yang hadir dalam getar suara dan getar batin
sesaat mengeja OM….
berulang kali
di kuil Hindu , di kuil hati
2.
hikayat bulan adalah hikayat mimpi
bulan bundar negeri bahagia
ada nynyi sunyi pada jutaan kaum papa
di tanah yang mati
di air yang mati
negeri surga yang mencekik
3.
hikayat bulan adalah hikayat bocah-bocah bahagia
tak hirau berlarian mengejar bayang
di pangkuan bunda bumi
tempat padi menguning dan panen berlimpah
bukan milik sendiri
tempat sawah mati musim bencana
sepi sendiri
4.
hikayat bulan adalah hikayat yang mengalir
di arus waktu yang perlahan, tenang dan teduh
seperti percakapan dan narasi kasih bunda
jelang upik dan buyung tertidur
percakapan dan narasi kasih yang tak henti bertumbuh
dalam jiwa ketika harapan bermekaran atau patah
abadi
walau bunda telah mangkat
dari ruang dan waktu
5.
hikayat bulan adalah hikayat pedih, tangis dan sesal
yang luruh menepi jadi doa
bulan bundar, penuh di bola mata
mengada hati jadi cahaya KASIH
membasuh luka,
menyembuhkan
6.
hikayat bulan adalah hikayat debu
yang kagumi bulan penuh
hanya sebutir debu
hanya debu yang terberkati
hanya debu yang dimuliakan
hanya pemberian berlimpah
untuk sebutir debu
berlipat ganda dari ukuran wadagnya
menenggelamkan
sebutir debu, jadi lautan cahaya
7.
hikayat bulan adalah hikayat denyut lembut sebuah hati
denyut tipis di sudut bibir
denyut tipis
di sudut mata
saat jari menyentuh
merasakan
hati yang tersembunyi
8.
hikayat bulan adalah hikayat pintu-pintu suci
adalah gerbang suci
kuil kemuliaanMu
adalah gerbang suci
samudera ampunanMu
adalah gerbang suci
istana kedamaianMu
adalah gerbang suci
mata air kasihMu
tubuh, perasaan, pikiran, jiwa sesungguhnya pintu suci itu
9.
hikayat bulan adalah hikayat mengisi bejana sesuai takarannya
tak ada kesanggupan kita menatap matahari
dalam kepenuhannya
ada kesanggupan kita menetap matahari yang berpendar
pada wajah bulan
tubuh bulan
sesungguhnya kita tak sanggup menetap wajahNya
yang teramat terang membutakan
tapi karena kasihNya
kita diperkenankan menatap wajah manusiawinya
wajah yang teduh itu
10.
hikayat bulan adalah hikayat hati
di keheningan diri
di sebuah hati yang lapang
di sebuah hati yang terbuka
ketika wajah bulan sempurna
di cermin danau yang diam
jadilah keajaiban kasihNya
11.
hikayat bulan dengan cahaya menyemut
hikayat kertas dengan aksara menyemut
hikayat doa dengan pasrah menyemut
hikayat hati dengan rasa menyemut
terima kasih untuk hari-hari lalu
untuk hari ini
untuk hari esok
untuk kelembutan hati,
pemberian hati,
keterbukaan hati,
kelapanga hati
untuk kasih yang menyemut,
yang bertumbuh mendewasakan diri.
andreas iswinarto
puisi lainnya :
Ranting Bengkirai
Awal Perjamuan
Little Monkey Drummer Bukan Palu
Nyanyian Nurani Untuk Andini Lensun
Sabtu, 12 Januari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Koleksi Galeri Rupa Kerja Pembebasan
E-Book Bumi, Air dan Kekayaan Alam Dikuasi Siapa?
Setengah Abad UUPA 1960: Tahun Emas Perjuangan Rakyat Tani; Laksanakan Pembaruan Agraria Sejati
E-Book : Matahari Baru di Setiap Hari Baru
untuk (mengeja keteladanan) MUNIR, WIJI THUKUL, MARSINAH dan semua sahabat rakyat itu (jadi doa)
E-Book : Aksi Diam Kamisan di Depan Istana Negara
E-Book : Songsong Proklamasi Kebangkitan Rakyat Indonesia
E-Book : Jelang Detik-detik Proklamasi – Ilalang dan Jerami Kering di Pekarangan Istana Buto
E-Book : Everyday is Earth Day! Lawan Keserakahan Untuk Masa Depan Anak-Cucu Kita
E-Book : Rumput-rumput Paku pada Wajah Bapak Ibu Tani
E-Book : Palu Besi atau Paku-paku Besi di Tubuh Kaum Buruh
E-Book : Panen Raya (milik sendiri) di Kampung Adat
E-Book Bumi, Air dan Kekayaan Alam Dikuasi Siapa?
Setengah Abad UUPA 1960: Tahun Emas Perjuangan Rakyat Tani; Laksanakan Pembaruan Agraria Sejati
E-Book : Matahari Baru di Setiap Hari Baru
untuk (mengeja keteladanan) MUNIR, WIJI THUKUL, MARSINAH dan semua sahabat rakyat itu (jadi doa)
E-Book : Aksi Diam Kamisan di Depan Istana Negara
E-Book : Songsong Proklamasi Kebangkitan Rakyat Indonesia
E-Book : Jelang Detik-detik Proklamasi – Ilalang dan Jerami Kering di Pekarangan Istana Buto
E-Book : Everyday is Earth Day! Lawan Keserakahan Untuk Masa Depan Anak-Cucu Kita
E-Book : Rumput-rumput Paku pada Wajah Bapak Ibu Tani
E-Book : Palu Besi atau Paku-paku Besi di Tubuh Kaum Buruh
E-Book : Panen Raya (milik sendiri) di Kampung Adat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar