RECLAIM the CITY

RECLAIM the CITY
20 DETIK SAJA SOBAT! Mohon dukungan waktu anda untuk mengunjungi page ini & menjempolinya. Dengan demikian anda tlh turut menyebarkan kampanye 1000 karya rupa selama setahun u. memajukan demokrasi, HAM, keadilan melalui page ini. Anda pun dpt men-tag, men-share, merekomendasikan page ini kepada kawan anda. salam pembebasan silah klik Galeri Rupa Lentera di Atas Bukit (kerja.pembebasan)

Sabtu, 12 Januari 2008

Hikayat Bulan

beberapa malam lalu bulan mengada setengah hati
esoknya setengah hati kurang sedikit
tunggu saat bulan sawah jadi sabit, lalu padam
apakah ini tentang kepenuhan hati yang berkurang?
sesungguhnya tidak
seperti hati kita sering dibiarkan berdebu
bulan tetap dengan kepenuhan hatinya
kita biarkan hati kita berdebu
sehingga pudarkan cahaya hati bulan

Hikayat Bulan

1.
hikayat bulan adalah hikayat yang mengalir
dalam arus waktu yang perlahan, tenang dan teduh
seperti yang hadir dalam getar suara dan getar batin
sesaat mengeja OM….
berulang kali
di kuil Hindu , di kuil hati

2.
hikayat bulan adalah hikayat mimpi
bulan bundar negeri bahagia
ada nynyi sunyi pada jutaan kaum papa
di tanah yang mati
di air yang mati
negeri surga yang mencekik

3.
hikayat bulan adalah hikayat bocah-bocah bahagia
tak hirau berlarian mengejar bayang
di pangkuan bunda bumi
tempat padi menguning dan panen berlimpah
bukan milik sendiri
tempat sawah mati musim bencana
sepi sendiri

4.
hikayat bulan adalah hikayat yang mengalir
di arus waktu yang perlahan, tenang dan teduh
seperti percakapan dan narasi kasih bunda
jelang upik dan buyung tertidur

percakapan dan narasi kasih yang tak henti bertumbuh
dalam jiwa ketika harapan bermekaran atau patah
abadi
walau bunda telah mangkat
dari ruang dan waktu

5.
hikayat bulan adalah hikayat pedih, tangis dan sesal
yang luruh menepi jadi doa
bulan bundar, penuh di bola mata
mengada hati jadi cahaya KASIH
membasuh luka,
menyembuhkan

6.
hikayat bulan adalah hikayat debu
yang kagumi bulan penuh

hanya sebutir debu
hanya debu yang terberkati
hanya debu yang dimuliakan

hanya pemberian berlimpah
untuk sebutir debu
berlipat ganda dari ukuran wadagnya
menenggelamkan
sebutir debu, jadi lautan cahaya

7.
hikayat bulan adalah hikayat denyut lembut sebuah hati
denyut tipis di sudut bibir
denyut tipis
di sudut mata
saat jari menyentuh
merasakan
hati yang tersembunyi

8.
hikayat bulan adalah hikayat pintu-pintu suci
adalah gerbang suci
kuil kemuliaanMu
adalah gerbang suci
samudera ampunanMu
adalah gerbang suci
istana kedamaianMu
adalah gerbang suci
mata air kasihMu
tubuh, perasaan, pikiran, jiwa sesungguhnya pintu suci itu

9.
hikayat bulan adalah hikayat mengisi bejana sesuai takarannya
tak ada kesanggupan kita menatap matahari
dalam kepenuhannya
ada kesanggupan kita menetap matahari yang berpendar
pada wajah bulan
tubuh bulan
sesungguhnya kita tak sanggup menetap wajahNya
yang teramat terang membutakan
tapi karena kasihNya
kita diperkenankan menatap wajah manusiawinya
wajah yang teduh itu

10.
hikayat bulan adalah hikayat hati
di keheningan diri
di sebuah hati yang lapang
di sebuah hati yang terbuka
ketika wajah bulan sempurna
di cermin danau yang diam
jadilah keajaiban kasihNya

11.
hikayat bulan dengan cahaya menyemut
hikayat kertas dengan aksara menyemut
hikayat doa dengan pasrah menyemut
hikayat hati dengan rasa menyemut

terima kasih untuk hari-hari lalu
untuk hari ini
untuk hari esok

untuk kelembutan hati,
pemberian hati,
keterbukaan hati,
kelapanga hati

untuk kasih yang menyemut,
yang bertumbuh mendewasakan diri.

andreas iswinarto

puisi lainnya :


Ranting Bengkirai

Awal Perjamuan

Little Monkey Drummer Bukan Palu

Nyanyian Nurani Untuk Andini Lensun

Tidak ada komentar: