RECLAIM the CITY

RECLAIM the CITY
20 DETIK SAJA SOBAT! Mohon dukungan waktu anda untuk mengunjungi page ini & menjempolinya. Dengan demikian anda tlh turut menyebarkan kampanye 1000 karya rupa selama setahun u. memajukan demokrasi, HAM, keadilan melalui page ini. Anda pun dpt men-tag, men-share, merekomendasikan page ini kepada kawan anda. salam pembebasan silah klik Galeri Rupa Lentera di Atas Bukit (kerja.pembebasan)

Jumat, 18 Januari 2008

Tolak PLTN! : PLTN dan Referendum Di Negara Utara

Tolak PLTN! : PLTN? Celoteh Emoh PLTN (6)

andreas iswinarto

Penolakan proyek nulir besar-besaran oleh masyarakat Eropa merupakan salah satu dampak politis bencana Chernobyl di daratan Eropa. Masyarakat Eropa dengan kesadaran barunya kemudian merontokkan kebijakan pengembangan PLTN di negerinya baik melalui referendum maupun oleh antisipasi pemerintah terhadap tuntutan dan perubahan sikap masyarakat.

Informasi ini tentunya akan disembunyikan oleh kelompok pro-pltn di negeri ini. Misal saja Mantan Ka Biro Pemasyarakatan Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia dalam bukunya ‘Nuklir dan Bom ke Listrik”. Di satu sisi memang benar pernyataannya bahwa terjadi peningkatan daya energi nulir antara tahun 1979-1986 tetapi itu hanya terbatas pada delapan negara dan empat diantaranya di negera Eropa. Tetapi bagaimana kecenderungan di negara Eropa lainnya seperti Austria, Yunani, Italia, Belgia, belanda, Swiss, Finlandia, Swedia, Denmark, Norwegia dan Inggris?

Laporan World Watch 1991 (Tantangan Masalah Lingkungan Hidup, YOI 1992) mengungkapkan fakta mengenai kecenderungan terhentinya proyek PLTN di negara-negara yang disebutkan diatas. Di samping itu kendati di beberapa negara mengalami peningkatan daya nuklir, laporan ini juga menyajikan berbagai polling pendapat yang menunjukkan adanya peningkatan penolakan masyarakat terhdap tambahan PLTN. Meningkat sebesar dua kali lipat di Jerman Barat dari 46% menjadi 83%, di AS dari 67% menjadi 78% dan di Kanada meningkat dari 60% menjadi 70%.

Bahkan laporan Wprld Watch (Tanda-tanda Jaman Era 90’an, YOI 1995) memaparkan bahwa seuluruh negara Eropa Barat kecuali Prancis telah menghentikan program nuklirnya. Sedangkan kala itu Bill Clinton cenderung tidak mendukung didirikannya reactor baru. Di Kanada pun referendum tingkat provinsi menggagalkan perlusan program nuklir.

Rontoknya proyek PLTN karena tekanan politis masyarakat dan antisipasi pemerintah Eropa kala itu terhadap perubahan sikap masyarakat menunjukan bahwa masyarakatlah yang memiliki andil untuk menentukan perlu tidaknya introduksi teknologi PLTN bukan oleh pemerintah atau para ahli nuklir.

Pooling pendapat Walhi tahun 1995 ternyata memberikan indikasi penolakan masyarakat Indonesia terhadap proyek PLTN dari 1000 an responden 77,7% menolak. Saya pikir hari ini kondisi ini masih bertahan.

8 seri celoteh emoh pltn :

Resiko Nol Persen : PLTN atawa PLTS (1)

Energi Tinja vs Fisi Nuklir (2)

PLTN : Monumen Kediktatoran Teknologi (3)

PLTN adalah Kanker Keberlanjutan Kehidupan (4)

Rasionalitas (Irasionalitas) Iptek Nuklir (5).

PLTN dan Referendum Di Negara Utara (6)

PLTN dan Keprihatinan Eko-Feminis (7)

PLTN dan Beban Ekonomi Negara (8)

Tidak ada komentar: